Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong mengatakan demam media sosial menyebabkan perubahan gaya hidup. Foto-foto yang diunggah di media sosial seperti Instagram atau Snapchat lebih banyak tentang perjalanan dan wisata dibandingkan memamerkan barang-barang mahal.
"Lifestyle ini ada dua aspek yang pertama lifestyle commodity seperti kopi, kakao, coconut, rempah-rempah seperti pala nutmeg. Kemudian lifestyle services. Di situ tentunya kita bicara pariwisata," kata Thomas Trikasih Lembong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Thomas saat ini dianggap keren bila mengunggah foto di Labuan Bajo atau di atas gunung. Di sektor pariwisata ia percaya bahwa Indonesia dalam posisi yang sangat kuat dalam menggarap peluang tersebut. "Ratusan juta manusia lagi masuk ke middle class, itu mereka kelas menengah. Pertama mereka mau beli lifestyle commodity resto, cafe, semua restoran di cafe itu butuh mebel cangkir piring rempah-rempah kopi kakau, lalu mereka juga mau jalan-jalan berwisata," kata Thomas Lembong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya Presiden Joko Widodo mengatakan adanya pergeseran pola konsumsi dari offline ke online, dari barang, lebih ke pengalaman, petualangan, dan kenangan-kenangan. Dari situ dapat dilihat digital termasuk media sosial juga punya dampak besar yang lain kepada lifestyle produk dan lifestyle services. "Perkembangan teknologi dan gaya hidup kian menyatu," ujar Thomas Lembong.
Salah satunya dengan dengan ecommerce produk dan jasa bisa diinternasionalkan dengan mudah. "Internet itu benar-benar borderless, tidak kenal batas," kata Thomas Lembong.
HENDARTYO HANGGI