Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Potensi kerja sama antara Indonesia dengan Provinsi Quebec di Kanada terus digali. Selain meningkatkan perdagangan, kerja sama investasi dan pendidikan juga dikembangkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peluang ini menjadi topik pertemuan antara Duta Besar Indonesia untuk Kanada Teuku Faizasyah dengan Wakil Menteri Hubungan Luar Negeri dan Francophonie Quebec Jean-Stephane Bernard serta Ketua Parlemen Quebec Jacques Chagnon di Quebec City pada Rabu, 1 November 2017.
Volume perdagangan Indonesia dan Quebec hampir mencapai CA$ 500 juta (2016) dengan surplus berada pada Indonesia sebanyak CA$ 400 juta. "Ini membuktikan kepercayaan konsumen Quebec terhadap komoditas unggulan Indonesia termasuk di antaranya karet, coklat, pakaian, dan speciality coffee," kata Dubes Faizasyah dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat, 3 November 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Quebec merupakan provinsi terluas di Kanada, daratannya mencapai 1,5 juta kilometer atau hampir dua kali Pulau Kalimantan. Berpenduduk 8,3 juta, ekonomi Quebec merupakan terbesar ke-21 dunia. Total pendapatan domistik bruto mencapai lebih dari US$ 300 miliar (per kapita sekitar US$ 43 ribu) atau 20 persen dari total PDB Kanada.
Perekonomian Quebec ditopang oleh sektor jasa, serta industri dirgantara, teknologi informasi dan multimedia. Belanja riset dan pengembangan (R&D) Quebec mencapai 3 persen dari GDP per tahun, di atas rata-rata negara yang tergabung dalam Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan G7.
Setiap tahun Kedutaan Besar RI di Ottawa menjalin komunikasi bisnis antara lain mengikuti berbagai pameran dagang dan pariwisata di Montreal, kota metropolitan yang menjadi pusat bisnis Quebec. Dubes Faizasyah mengatakan, saat ini KBRI Ottawa dan Kementerian Perekonomian Quebec sedang mempersiapkan misi investasi para CEO Quebec ke Indonesia.
Wakil Menlu Bernard menyambut gembira keinginan Indonesia untuk meningkatkan hubungan di bidang ekonomi. Quebec akan memberikan perhatian lebih besar kepada Indonesia. "Secara faktual Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN. Karena itu, kami juga berkeinginan untuk pada waktunya membuka kantor perwakilan di Indonesia," katanya.
Selain kerja sama perdagangan dan investasi, Faizasyah mengusulkan perlunya mendorong kerja sama bidang pendidikan dan kebudayaan (termasuk perfilman). Saat ini sekitar 200 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan tinggi di Quebec.