BISNIS dan kebudayaan kini bagaikan dua sisi dalam sekeping mata uang. Selama berlangsungnya festival KIAS (Kebudayaan Indonesia di AS) setahun, mulai September tahun ini, tak kurang gencarnya adalah aktivitas promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi (TTI) dari Indonesia di sana. Makan malam yang diselenggarakan Menteri Keuangan Sumarlin dan Menteri Muda Perdagangan Sudradjad Djiwandono di Hotel Hilton Jakarta, Rabu pekan silam, dengan tamu 11 pengusaha dari grup bisnis kelas kakap adalah salah satu tahap menuju ke rencana gagah tersebut. Keterlibatan usahawan yang hadir malam itu -- antara lain Eka Tjipta Widjaja dari Sinar Mas Group, bankir Mochtar Riady, Putra Sampoerna dari Sampoerna Group, dan Mulia Suhardjo dari Gudang Garam -- bisa menjadi harapan lancarnya dana promosi TTI. Menurut Ken Sudarto dari biro iklan Matari, dalam kedudukannya sebagai pelaksana promosi -- setiap pengusaha diminta menyediakan dana Rp 1,5 milyar. "Kalau saja enam dari yang diundang itu menyanggupi, maka akan terkumpul Rp 9 milyar," kata Ken. Dana itu akan dikelola oleh Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), sebagai pendamping Matari. Kegiatan promosinya sendiri diperkirakan akan memerlukan sepertiga dari anggaran tersebut. Selebihnya untuk, antara lain, mendukung perusahaan yang layak dipromosikan, tapi tak sanggup mengeluarkan ongkos. Maka, seperti pernah dikatakan Ken, kesediaan konglomerat mengeluarkan sumbangan itu tidak hanya akan mengangkat citranya sepanjang KIAS. Lebih dari itu adalah, "Untuk membuktikan komitmen mereka terhadap kepentingan nasional." Yakni ikut membantu perkembangan perusahaan-perusahaan kecil yang akan berpromosi di pasar internasional. Pihak AS terdengar sudah memberi aba-aba, menunjukkan kesediaan mereka melancarkan KIAS dan kegiatan promosi dagang, pariwisata, dan investasi tersebut. Sudah tujuh kota dipastikan akan menjadi ajang TTI, meliputi Washington, New York, Chicago, Dallas, Los Angeles, Miami, dan San Francisco. Bahkan Dubes AS John C. Monjo, dalam pidatonya di acara Perhimpunan Manajemen Indonesia pertengahan Mei lalu di Hyatt Hotel Jakarta, sudah optimistis, "Saya yakin, kita akan menyaksikan ledakan perdagangan dan pariwisata antara AS dan Indonesia sebagai akibat Festival Indonesia."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini