Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kiat Sukses Usaha Kuliner ala Pemilik Empal Gentong H. Apud

Empal gentong H. Apud adalah salah satu restoran terbesar di Cirebon. Bagaimana jatuh bangun sang owner dalam menjalankan bisnis kuliner ini?

16 Februari 2023 | 06.57 WIB

Empal Gentong Haji Apud. Dok.Empal Gentong Haji Apud Cirebon
Perbesar
Empal Gentong Haji Apud. Dok.Empal Gentong Haji Apud Cirebon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Cirebon - Nama Empal Gentong H. Apud sudah tak asing terdengar di dunia kuliner, khususnya di Kota Cirebon, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Restoran bisnis kuliner ini adalah pelopor yang mengangkat nama empal gentong sehingga makanan asli kota udang dapat dikenal dan dinikmati masyarakat dari berbagai penjuru negeri.

Bermula dari jualan kue

Sebagai pemilik dari bisnis kuliner yang sukses, Machfud yang dikenal dengan sapaan Apud ini mengalami berbagai proses dalam mendirikan usahanya. Bermula ketika Apud berusia 18 tahun, kala itu ia mencoba mengikuti jejak orang tuanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Perlu diketahui bahwa Haji Apud merupakan seorang anak dari pengusaha makanan. Orang tuanya bekerja sebagai penjual kue, dan bakat berbisnisnya telah diwariskan kepada anak-anaknya.

Saat masih bujangan, Apud mencoba memulai bisnisnya pada bidang yang sama dengan yang ditekuni orang tuanya dahulu. Ia melakukan semuanya sendirian, mulai dari berbelanja bahan, membuat resep, memasak kue, serta menciptakan branding dan strategi berdagang.

Kue-kue hasil buatannya ini dia pasok ke sejumlah toko yang ada di Cirebon, khususnya ke pasar kue yang ada di Kecamatan Plered. Bahkan sampai sekarang pun ia mengaku masih hafal para pemilik toko yang dipasoknya dahulu beserta sifat mereka dalam berdagang.

“Sampai sekarang masih hafal, siapa yang sering dipasok, siapa keuangannya jelek,” ujar Apud kepada Tempo, Ahad, 29 Januari 2023 lalu.

Sayangnya, bisnis kue ini harus terhenti karena banyaknya konsumen yang berutang, sehingga ia harus merugi.

Mulai bisnis baru

Pada tahun 1995, setelah banyak berpikir, Machfud berniat untuk kembali membuka usaha kuliner. Di usianya yang menginjak 40 tahun itu, ia memutuskan untuk berjualan empal gentong. 

Empal Gentong Haji Apud. Dok.Empal Gentong Haji Apud Cirebon

Jika biasanya empal gentong dijual berkeliling dengan gerobak atau dipikul, Apud menjadi pelopor dalam menjual makanan khas Cirebon ini dengan cara mendirikan kedai. Kedai empal gentong ini Apud namakan Empal Gentong Pak Kumis, karena perawakan dirinya yang dahulu memiliki kumis tebal.

“Iya, yang pertama di sini. Sekarang sudah banyak, malah di jalan (Battembat) sini udah empal semua,” kata Apud.

Tahun demi tahun berlalu, Empal Gentong Pak Kumis tak kunjung mengalami peningkatan, namun Apud tetap sabar melanjutkan bisnisnya tersebut. Menurutnya, pengusaha itu harus ulet dan tabah karena kesuksesan itu tidak datang secepat kilat.

Seringkali Apud mengalami kerugian...


Seringkali Apud mengalami kerugian. Misalnya dalam seminggu restoran buka, ia bisa mendapatkan untung dari tiga hari berjualan dan sisanya merugi, atau sebaliknya. Situasi ini terjadi terus menerus hingga ia tak jarang meminta bantuan kepada istrinya untuk menambah modal.

“Dua belas tahun itu luar biasa, itu bertahan, belum ada perkembangan,  belum kelihatan lah istilahnya. Tapi ya gimana lagi? Kan memang kalau kita usaha itu harus ulet, harus sabar, enggak ketinggalan doa sama Allah swt,” ungkapnya saat diwawancara di kediamannya beberapa pekan lalu.

Dengan ketekunan dan kesabaran, akhirnya setelah kurang lebih 12 tahun berlalu, warung empal Apud mendapatkan titik terang. Kedainya ini mulai dikenal oleh berbagai kalangan, kemudian ia pun berinisiatif untuk memperbaharui tampilan kedainya.

Yang semula hanya kedai kecil biasa, lambat laun diperbarui dengan tembok anyaman bambu. Hingga akhirnya seperti sekarang menjadi restoran yang besar, bahkan sudah memiliki dua cabang.

Menu yang awalnya hanya empal gentong dan empal asem saja pun terus ditambah sehingga kini sudah memiliki enam menu utama.

Empat menu lainnya adalah sate kambing, nasi lengko, sop kambing, dan ayam goreng. Adapun es durian, es kelapa, dan tahu gejrot yang dijual di kedainya adalah milik orang lain yang menyewa tempat di sana.

Empal Gentong. Shutterstock

Selain menjadi pelopor, diketahui beberapa restoran empal lain yang juga berlokasi di Jalan Battembat mengikuti cara promosi Apud.

“Spanduknya jadi pada niru biru kuning semua. Tapi ya nggak papa, orang kan jadi mengenal makanan khas Cirebon. Persaingannya masih sehat,” tambahnya ketika ditanya Tempo soal persaingan dagang.

Tokoh-tokoh yang makan di tempatnya

Sejak berangkat haji di tahun 2009, Apud mengganti nama restorannya menjadi Empal Gentong H. Apud. Ia pun melakukan rebranding namun tak meninggalkan kualitas yang sudah baik.

Adapun hingga kini, Apud masih tetap melaksanakan pengecekan di dapur. Bahkan ia mengaku baru berhenti memasak dan belanja bahan baku tiga tahun terakhir. Tugas yang sebelumnya masih ia kerjakan sendiri, sekarang telah diserahkan kepada anak buahnya yang mencapai 130 orang di 3 kedai.

Oleh karena itu, resto empal yang tadinya hanya dikunjungi oleh warga Cirebon saja, kini bisa terkenal sampai ke telinga para artis dan pejabat tinggi. Minimal sebulan sekali, ada saja artis yang berkunjung untuk mencicipi hidangan lezat berbahan dasar daging sapi ini.

Tak ketinggalan, ada beberapa Presiden dan mantan Presiden RI yang pernah mampir ke sini.

“Ya banyak sih, RI 1, Pak Jokowi, Pak SBY, semuanya lah. Di kabinet yang sekarang aja pada datang, menteri siapa itu Pak Haji lupa, kemarin datang ke sini,” kenangnya.

Meskipun usaha empal gentong miliknya sudah sesukses ini, Apud berpesan kepada para anak muda yang mau berwirausaha untuk menekuninya dengan ulet dan sabar. Sebab usaha yang dimulai dari nol itu akan bisa dikenang perjuangannya, dan dapat diceritakan kepada anak cucu. “Kalau berbisnis itu, ngerintisnya harus sabar, jangan cepat nyerah. Nggak boleh putus asa, nggak boleh kecil hati, ayo kita ulet, insyaa Allah kita bisa. Terutama juga jangan malu, karena orang malu itu nggak wareg mangan,” pesannya kepada Tempo.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus