Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kinerja Indeks BUMN20 Terdampak Capital Outflow

Kinerja Indeks BUMN20 merosot 5,10 persen di level 374,93 sepekan terakhir. Terdampak aliran modal asing keluar.

12 November 2024 | 19.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Karyawan menggunakan telepon pintar di depan layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja Indeks BUMN20 merosot 5,10 persen di level 374,93 sepekan terakhir. Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Rizkia Darmawan mengatakan indeks yang diisi 20 perusahaan pelat merah ini turut terkena dampak aliran modal asing keluar yang belakangan terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasalnya, secara kinerja, emiten-emiten BUMN khususnya di bidang perbankan cukup positif pada kuartal ketiga 2024. Darmawan menilai, beberapa emiten perbankan seperti Bank Mandiri (BMRI) hingga BNI (BBNI) berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih. BNI mencatat laba bersih Rp 16,3 triliun per kuartal ketiga 2024. Di periode yang sama, Bank Mandiri juga mencatat laba bersih Rp42 triliun atau tumbuh 7,56 persen secara tahunan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, ketika terjadi capital outflow sektor perbankan menurutnya jadi salah satu yang paling awal terdampak. “Karena dari IHSG sendiri salah satu komponen terbesarnya adalah perbankan,” kata Darmawan saat ditemui wartawan di Jakarta Selatan, Selasa 12 November 2024.

Seperti diketahui, setelah Donald Trump memenangkan Pilpres Amerika Serikat (AS), pasar modal Indonesia bereaksi negatif. Tercermin dari penurunan signifikan IHSG selama dua hari berturut-turut, masing-masing sebesar 1,4 persen dan 1,9 persen, sehingga total penurunan mencapai 3,3%. Investor asing mencatat aksi jual bersih selama empat hari berturut-turut sejak kemenangan Trump pekan lalu dengan total capital outflow mencapai Rp 6,5 triliun.

Selain itu, emiten BUMN sektor komoditas menurutnya melesu. Pasalnya, ada kecenderungan penurunan harga komoditas. Untuk komoditas nikel misalnya, Darma menilai outlook-nya kurang positif jika dibandingkan tembaga.

“Kalau batubara misalnya, memang sentimennya perusahaan global mengurangi eksposur terhadap batubara,” kata dia.

Sehingga, kata dia, sektor perbankan saat ini kinerjanya masih baik hanya saja terpengaruh oleh aliran modal keluar. Sementara untuk sektor komoditas memang sedang mengalami penurunan kinerja.

Darmawan memproyeksi aliran modal asing akan kembali masuk ke pasar modal. Pasalnya, kata dia, kondisi tahun ini tidak akan seburuk saat Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS untuk pertama kali pada 2016. Saat itu, pasar modal Indonesia pernah mencatat aliran modal keluar atau capital outflow selama 28 hari kerja bursa secara konsekutif.

“Ekspektasinya tahun ini, karena market juga sudah mengekspektasikan kemenangan Trump, maka harusnya tidak sampai 28 hari,” ujarnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus