Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kinerja Industri Manufaktur Membaik, Namun Terkendala Harga Gas dan Pengendalian Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa kinerja industri manufaktur membaik. Namun masih ada kendala.

4 Januari 2024 | 15.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Minister of Industry Agus Gumiwang Kartasasmita at the business forum during the 23rd National Meeting of the Industrial Estates Association (HKI) in Bali on Thursday (September 21, 2023). ANTARA/HO-Ministry of Industry.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam laporan terbaru, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia meraih capaian positif dengan skor 52,2 pada bulan Desember, naik 0,5 poin dari bulan sebelumnya yang berada di level 51,7. Capaian ini menunjukkan fase ekspansi sektor manufaktur telah berlangsung selama 28 bulan berturut-turut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menggarisbawahi bahwa Indonesia dan India menjadi satu-satunya negara yang mempertahankan PMI di atas 50 poin selama lebih dari 25 bulan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Alhamdulillah, PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi selama 28 bulan berturut-turut. Capaian ini hanya Indonesia dan India yang mampu mempertahankan level di atas 50 poin selama lebih dari 25 bulan,” Agus menuturkan, dikutip melalui keterangan tertulis pada Kamis, 4 Januari 2024.

Menurut Agus, sektor manufaktur yang terus membaik di Indonesia dapat diatribusikan pada berbagai kebijakan strategis pemerintah yang telah berjalan dengan baik. Meski demikian, Agus mengungkapkan bahwa masih ada kebijakan yang belum berjalan sesuai harapan, khususnya terkait penetapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). 

Hanya sekitar 76,95 persen perusahaan industri di Jawa Bagian Barat yang menerima manfaat harga gas USD6 per MMBTU pada tahun 2023, sementara sisanya harus membayar dengan harga normal USD9,12 per MMBTU.

Kendala lainnya adalah ketidaksesuaian pelaksanaan HGBT dengan harapan sektor industri, yang dinilai dapat mengurangi daya saing industri. “Oleh karenanya, carut marut terkait HGBT ini tentu mengurangi daya saing industri kita,” Agus menuturkan.

Agus menambahkan bahwa pengendalian impor juga menjadi kunci penting untuk meningkatkan kinerja sektor manufaktur. “Ada opportunity loss yang dihadapi sektor manufaktur kita akibat kedua hal tersebut,” Agus menuturkan.

Dalam upayanya meningkatkan kinerja sektor manufaktur, Menperin menegaskan perlunya kebijakan untuk menjaga ketersediaan bahan baku. Hal ini menjadi faktor krusial agar sektor industri manufaktur tetap berproduksi dengan baik, baik untuk memenuhi pasar domestik maupun ekspor.

Laporan positif PMI Manufaktur Indonesia sejalan dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Desember 2023 yang mencapai 51,32 poin, konsisten dalam fase ekspansi selama lebih dari 13 bulan. Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri pengolahan manufaktur sebesar 5,80 persen pada tahun 2024, menggantikan target 4,81 persen di tahun 2023.




Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus