SESUDAH datang dengan ban dan berbagai macam alat olahraga, kini
Dunlop memperkenalkan pula kasurnya di pasaran Indonesia.
Dunlopillo, demikian merek kasurnya, sudah mulai diimpor dan
dikenal oleh orang-orang tingkat atas saja. Tapi Dunlop
International Ltd, perusahaan multi-nasional yang berpusat di
London, rupanya ingin supaya barang itu dibikin di Indonesia
sendiri.
Maka dipilihnya tempat untuk membagun pabrik baru di Bekasi.
Untuk investasi ini--US$1,1 juta, dibangunnya PT Dunlopillo
Indonesia dengan mengikut-sertakan modal domestik. Misalnya,
yang ikut kebagian adalah para pengusaha Untung Margono (10%),
Sutjipto S. Amidarmo (7,5%) dan L. Sjarif Batanghari ( 10%).
Dunlop sendiri menguasai 55% dari semua saham, sedang sisanya
dipegang PT Aseam (17,5%) atau Asian Euro-American Capital Corp.
Ltd.,suatu lembaga non bank.
Pabrik Dunlopillo ini diduga akan selesai dibangun Agustus nanti
dan sudah akan bisa memproduksi secara komersiil pada awal tahun
depan. Pada tahap pertama akan ada 3 tenaga asing memimpin 85
karyawan lokal. Setelah 3 tahun, direcanakannya orang Indonesia
sendiri, yaitu Wahyudi Harjoprayitno, insinyur muda lulusan ITB
(1973), akan memimpin proyek pembangunannya.
Dunlopillo akan membikin kasur, bantal dan lapisan mebel serta
alat rumah-tangga lainnya yang memakai karet busa. "Memasarkan
barang-barang dari karet busa ini sangat sulit," kata Wahyudi
kepada Klarawijaya dari TEMPO. Memang konsumennya terbatas. Dan
pasti ia tidak sendiri dalam jenis usaha ini. Sudah ada beberapa
perusahaan nasional terlebih dulu di sini. Tapi mereka tergolong
kecil, dibandingkan anak perusahaan Dunlop yang multinasional
itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini