Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Soal Ukuran Bereskan Dulu

Badan pengembangan ekspor nasional membuka pekan kerajinan di gedung Sarinah, Jakarta dengan tujuan membuka kesempatan dagang dengan luar negeri. Tak ada komunikasi antara produsen dan eksportir. (eb)

1 April 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH berbagai usaha pemasaran dilakukannya. Tapi sekali ini Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) membuka tradisi baru, yaitu Pekan Kerajinan. Handicraft fair, demikian sebutannya yang diperkenalkan kepada para importir di luar negeri. Pekan semaeam itu sudah diwujudkannya secara tahunan untuk mebel, pakaian jadi,produk kulit dan hasil industri makanan-minuman. Pekan khusus untuk hasil kerajinan rakyat dimulainya minggu lalu dilantai 5 Gedung Sarinah, Jakarta. Dan ini akan diselenggarakan tiap tahun. Dengan Pekan khusus ini, menurut Ny. Suwarmilah, kepala Pusat Pengembangan Pemasaran Barang Kerajinan dari BPEN, akan terbuka kesempatan kontak dagang dengan calon pembeli dari luar negeri. Hasil kerajinan terpilih dari berbagai propinsi Indonesia akan seterusnya dipamerkan di Pekan itu. Minggu lalu di Sarinah sejumlah 52 masyarakat pengusaha kerajinan (termasuk produsen-eksportir) mengikutinya. Barang yang dipamerkan berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI-Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Jelas ia merupakan kelanjutan dari usaha Pekan Komoditi Ekspor di daerah. Pekan di Sarinah itu juga menampilkan demonstrasi pembuatan barang kerajinan. Demonstrasi itu kelihatan terutama bertujuan menarik perhatian importir dari luar negeri. "Jika ini berjalan secara teratur," kata Ny. Suwarmilah kepada Syarief Hidayat dari TEMPO, "calon pembeli akan mengetahui ke mana harus pergi untuk mencari barang." Cukup ramai orang, termasuk bangsa asing, mengunjunginya. Tapi kurang jelas berapa sesungguhnya di antara pengunjung itu yang importir dari luar negeri. Sudah jelas sebagian besar pengunjung asing itu dalah mereka yang bermukim di Jakarta. Mereka tampak tertarik pada batik dan barang ukiran, anyaman dan segala yang bermotif tradisionil. Anyaman rotan sudah banyak digemari di luar negri. Tikar misalnya selalu mendapat pesanan dari Jepang dan kranjang memperoleh passaran baik di Jerman Barat."Hanya sayang" kata satu petugas di stand KUD Kalimantan Tengah , "sering ada gap, jurang komunikasi antara produsen dan eksportir. Produsen tidak diberitahu tentang ukuran yang diperlukan Jepang, misalnya. Pernah kasus keranjang sampah ke Jerman, yang main asal bisa dikirim. Kalau soal disain, produsen sudah maklum bahwa motif tradisionil yang digemari orang di luar negeri." Dari Pekan itu diketahui peranan sektor koperasi. BUUD/KUD -- Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat (Inkra) ternyata telah terbentuk di sedikitnya 7 propinsi. Koperasi-koperasi itu melakukan kegiatan bisnis, seperti perusahaan lainnya, di bidang konfeksi bordir (Tasikmalaya), kerajinan perak (Yoyakarta), sepatu (Cibaduyut, Bandung), garment (Klaten), barang-barang dari besi (Sukabumi), corcoran logam (Solo), kain tenun Troso, Jepara) dan anyaman rotan (Kabupaten Musi, Sumatera Selatan dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah). Menurut Suwarmilah, sektor koperasi ini bisa diharapkan nanti turut memecahkan masalah kapasitas produksi dan suplai dalam memenuhi pesanan yang berjumlah besar. "Masalah suplai ini merupakan titik lemah dalam mengembangkan ekspor hasil kerajinan," katanya. Ekspor? Brosur resmi yang mengiringi Pekan ini menyatakan hasil kerajinan mendatangkan devisa pada tahun 1976 sebanyak US$8,4 juta, naik dengan 22,14% dari 1975. Jenis ekspornya pun sudah meningkat ke 100 macam. Batik--dalam penggunaannya yang bermacam-macam -- paling menonjol dari semuanya. Kerajinan non-batik tampaknya paling memerlukan promosi tapi, meminjam ucapan satu petugas BUD, perlu dibereskan dulu soal ukuran, soal suplai yang disesuaikan dengan keinginan pemesan barang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus