BEBERAPA orang sedang memasukkan brosur ke dalam sampul. Ada
beberapa rak katalogus dan alamat bersama mereka. Sedikitnya
setengah juta alamat dalam rak itu. Segala macam instansi,
kantor, kedutaan, bisnis dan proesi --juga pemain wayang -- ada
di situ. Torct Direct Mail Company mengumpulkan semua itu
selama 4 tahun. Sebaian diambilnya dari buku telepon.
"Jadi, kalau anda mau mengembangkan usaha tanpa menambah
tenaga, kami siap membantu," kata Raymond Morris, 40, yang
memimpin Target itu, suatu divisi dari PT Karya Manca Warna, di
Jalan Gedung Kesenian 5, Jakarta. Lulusan Stanford University
dan berasal California, orang Amerika ini sudah berrmukim selama
8 tahun di Jakarta.
Bisnis Morris ini pada hakekatnya menjual alamat yang di Amerika
sudah terbukti berhasil, tapi di Indonesia sendiri masih belum
dikenal. Pada mulanya orang menyangsikan bahwa ini bisa
dikembangkan di Indonesia mengingat pelayanan dinas pos kurang
efektif. Tapi target sudah menguji, dan terbukti sistim pos
Indonesia bisa diandalkannya. Dari 359 surat yang dikirimnya ke
para relasi di Jakarta, 355 tiba pada alamat yang
dituju--berarti 98,886 mencapai sasaran.
Dilakukannya riset dengan mengirim 200 sampul ke berbagai kota
lainnya di Indonesia, sebagian dengan alamat yang menyesatkan
dan tak benar. Dan sebagian itu kembali (retour) kepadanya. Maka
dalam suatu percakapan dengan Bachrun Suwatdi dari TEMPO, Morris
berkesimpulan: "Tidak benar anggapan bahwa kantor pos di
Indonesia bekerja ngawur, asalkan anda memasang alamat yang
jelas dan lengkap. "
Usaha via pos bisa dicapai untuk keperluan riset, promosi
dagang, penyebaran pesan dan gagasan, pembinaan langganan dan
sebagainya. Tiap klien tinggal menyebut kelompok mana yang ingin
ditujunya dan berapa jumlah sampul yang mau disebarkannya.
Target mengutip Rp 75 per alamat, tapi bisa juga Rp 40 kalau
sesuatu klien sudah sering memakai jasanya. Klien boleh menuntut
korting jika ternyata sedikitnya 5% dari jumlah pengiriman
diretour. Adakalanya ia cuma meminta biaya perangko dari klien
seperti Yayasan Usaha Mulya yang membantu orang tak mampu di
bidang kesehatan.
"Direct mail, pos langsung ini telah banyak meringankan
pekerjaan kami," kata Maureen W. Lantang dari bagian humas
perhotelan di Hilton Jakarta. ejak 3 tahun lalu, Hilton ini
meminta target mengirimkan sampai 15.000 surat (brosur) per
bulan. "Kalau kami sendiri harus mem-pos-kan semua itu, kami
harus memakai banyak tenaga dan biaya lebih besar," kata Maureen
lagi. "Tapi kadang-kadang relasi yang kami tuju mempunyai dua
atau tiga jabatan sehingga terjadi pengiriman dobel. Persoalan
ini sedang ditanggulangi."
Orang Indonesia diketahui suka membuka sampul surat yang
diterimanya. Usaha via pos diduga tak akan sia-sia. Di Amerika,
banyak cara dipakai guna menggiurkan oang yang menerima pos.
Antara lain sampul surat diberi warna dan bau-bauan yang
menarik, supaya ia tidak langsung masuk ke keranjang sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini