Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

KKP: Produksi Ikan Nila Sulut Naik Tapi Pemasaran Bermasalah

Edhy Prabowo mengatakan produksi ikan nila di Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan.

14 Juni 2020 | 12.30 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (tengah) didampingi Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji (kanan) dan Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Nilanto Perbowo (kiri) memaparkan kronologis penangkapan kapal pencuri ikan berbendera Vietnam saat jumpa pers di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak di Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis , 9 Januari 2020. ANTARA
Perbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (tengah) didampingi Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji (kanan) dan Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Nilanto Perbowo (kiri) memaparkan kronologis penangkapan kapal pencuri ikan berbendera Vietnam saat jumpa pers di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak di Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis , 9 Januari 2020. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengatakan produksi ikan nila di Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan. Dalam kurun waktu 2015-2019, terjadi peningkatan sebesar 16,98 persen, di atas kenaikan produksi nasional yang hanya 5,45 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski produksi meningkat, Edhy mengakui masih ada permasalahan seperti pemasaran produk, tidak hanya pada perikanan budidaya, tapi juga perikanan tangkap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Tapi kami carikan solusinya yakni dengan menggandeng Kementerian BUMN untuk memback-up hasil produksi," kata Edhy dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, 13 Juni 2020.

Nantinya, Edhy menyebut backup hasil produksi bisa dilakukan melalui Perindo, Perinus maupun Kliring Berjangka. "Kami yakin hasil produksi perikanan dapat terserap, karena sudah disiapkan anggaran yang cukup banyak untuk mengatasi hal ini” kata dia.

Pernyataan ini disampaikan Edhy dalam kunjungannya ke kawasan budidaya ikan nila milik masyarakat Desa Tetey, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara. Sebelumnya, Edhy berkeliling ke berbagai sentra produksi ikan di Mamuju, Pasangkayu, hingga Manado

Selain itu, Edhy mengatakan kementeriannya siap membantu akses permodalan melalui BLU Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) maupun Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Dengan kedatangan KKP langsung ke tengah masyarakat, kami harap dapat memecahkan berbagai masalah yang ada di sektor kelautan dan perikanan," kata dia.

Sementara itu, salah seorang pembudidaya di Desa Tetey, Robert Oni Wagiu menjelaskan bahwa budidaya ikan nila di desa Tetey sudah berlangsung lebih dari 20 tahun. Ada sekitar 30 pemilik kolam dengan potensi total luas lahan mencapai 60 ha yang bekerjasama dalam membangun Desa Tetey menjadi kawasan budidaya ikan Nila.

“Semoga dengan kedatangan Pak Menteri ke desa kami dapat menjadi solusi bagi kami masyarakat pembudidaya serta membuka jalan untuk dapat memperluas pemasaran hasil produksi kami,” kata Oni.



Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus