Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Komedi Keluarga India tanpa Bintang

Raj’s Family adalah komedi situasi pertama yang semua pemainnya keturunan India, dan tanpa bintang. Meski rating belum tinggi, diminati penonton dari luar negeri.

20 Juni 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BELASAN anggota tim Aris Nugraha Production dan stasiun televisi Trans 7 mendatangi Gandhi Memorial International School Jakarta. Mereka mencari siswa keturunan India untuk bermain di acara komedi situasi Raj’s Family. Namun keinginan ngetop sebagai bintang televisi ternyata rendah. Setelah presentasi dilakukan di depan ratusan siswa, hanya lima orang yang hadir ke ruangan casting. ”India memang terkenal dengan filmnya, tapi mencari orang India buat berakting itu susahnya minta ampun,” kata sutradara Raj’s Family, Aris Nugraha, kepada Tempo, Selasa pekan lalu.

Sutradara yang melejit lewat Bajaj Bajuri itu juga sudah woro-woro melalui situs jejaring sosial Facebook dan Twitter. Brosur perekrutan pemain juga disebarkan di daerah Pasar Baru, pusat komunitas India di Jakarta Pusat. Hasilnya, hanya sekitar 50 orang yang terpancing ikut casting, padahal peminat tes menjadi bintang biasanya sampai 100 orang per hari.

”Saya ikut casting karena memang hobi akting,” kata Tejbhan Lakhiani. ”Saya ingin mencoba hal baru selain dagang,” ujar pria 55 tahun itu, yang juga jadi pemeran utama lakon Kundamal Brothers, pementasan teater dengan musik dan tari di Singapura. Tejbhan terpilih sebagai pemeran tokoh ayah, Raam Raj. Sejak akhir bulan lalu, wajahnya muncul di Trans 7 mulai Senin hingga Jumat setiap pukul enam sore.

Ide membuat tayangan tentang keseharian keluarga India di Indonesia sebenarnya sudah digodok Trans 7 sejak tahun lalu. Namun baru pada Februari gagasan itu digarap bersama Aris Nugraha jadi cerita tentang keluarga seorang pedagang kain di Pasar Baru. Kebetulan Aris punya ”sentuhan” Pasar Baru karena pernah bekerja di salah satu toko tekstil—meski hanya tahan sehari lantaran tak kuat seharian berdiri mengumumkan diskon kain lewat pengeras suara. ”Ingatan itu ditambah obrolan dengan teman India jadilah Raj’s Family.”

Program ini memang bukan yang pertama menampilkan keseharian keluarga India di Indonesia. Sebelumnya, Trans TV pernah menyiarkan sinetron Cowok Pasar Baru. Namun ”Keluarga Raj” inilah yang pertama menampilkan pemain 100 persen keturunan India.

Aris ngotot tak mau memakai bintang sinetron berwajah India karena ada adegan dan lelucon yang memakai bahasa Hindi. Menurut dia, dialek bahasa Indonesia orang India pun sangat khas sehingga akan tak alami jika tokohnya tak diperankan orang India asli. Kecuali pemeran Raju, Irvan Farhad, yang pernah bermain sinetron, pemain lainnya merupakan wajah baru di layar kaca. Mereka adalah pebisnis kain, dosen, dan anak sekolah.

Setelah pemeran terkumpul, barulah Aris menciptakan karakter berdasarkan orang yang tersedia. Karena pemainnya tak kaya pengalaman akting, ia membuat karakter yang mirip dengan keseharian setiap pemain. Toh, kesulitan tetap menghadang. Biasanya satu fragmen cukup satu sampai tiga kali pengambilan gambar, tapi buat Raj’s Family, Aris harus mengulang hingga 20 kali. Walhasil, 20 episode yang semestinya kelar dalam waktu dua pekan pun molor jadi 40 hari.

”Saya memang harus bekerja keras memoles akting mereka, tapi itu sudah risiko saya,” kata Aris, yang juga menulis skenario. Aris juga mempertahankan rumus Bajaj Bajuri, yaitu semua dialog harus sesuai dengan naskah. Baginya, kelucuan komedi situasi terbangun karena dialog dan situasi yang sudah disiapkan, bukan oleh kelucuan pemainnya.

Rating Raj’s Family memang masih rendah. Produser Raj’s Family, Bugie Aryatmo, mengakui acara ini belum mencapai target. Toh, Aris melihatnya wajar, karena Bajaj Bajuri pun butuh waktu setahun untuk populer.

Sambutan hangat justru datang dari komunitas India. Menurut Tejbhan, setelah Raj’s Family tayang, orang India yang semula malu tampil justru banyak yang minta diajak. Para kenalan Tejbhan juga memuji acara tersebut karena lebih realistis menggambarkan keluarga India sehari-hari. Kerabatnya dari Amerika Serikat meminta Raj’s Fa­mily diunggah ke YouTube. Kata Aris, banyak yang mengontak Trans 7 dari Malaysia, Hong Kong, dan India, menanyakan cara menonton acara ini via parabola.

Sumber Tempo di dunia hiburan berbisik, Raj’s Family telah menggelitik rumah produksi spesialis sinetron membuat tayangan serupa. ”Mereka sudah mulai casting,” kata sumber itu. Bisa jadi model acara seperti Raj’s Fa­mily akan bermunculan.

Oktamandjaya Wiguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus