Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Konflik Iran-Israel Picu Penurunan Harga Emas

Konflik Iran dan Israel di Timur Tengah berpengaruh pada harga emas.

23 April 2024 | 20.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Medan - Minimnya sentimen pasar pada perdagangan hari ini membuat pasar lebih banyak mengekor kinerja pasar keuangan di Asia. Pelaku pasar masih menanti kebijakan bunga acuan yang akan diambil Bank Indonesia pada perdagangan besok. Seiring dengan sikap pasar yang wait and see, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah mampu ditutup di zona hijau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin menyebut, IHSG ditutup naik 0.52 persen di level 7.110,81. Rupiah ditutup menguat di level 16.215 per US Dolar. Rupiah sempat melemah hingga mendekati level 16.245 per US Dolar. Meski akhirnya mampu mengurangi kerugian di masa injury time jelang penutupan perdagangan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tensi geopolitik di Timur Tengah yang mereda menjadi kabar baik bagi Rupiah," kata Gunawan, Selasa, 23 April 2024. 

Setelah Rupiah mengalami tekanan yang cukup signifikan selama sepekan perdagangan terakhir seiring memanasnya konflik Iran-Israel. Tensi geopolitik yang memanas sempat membuat harga emas melambung. Namun untuk kali ini, harga emas mengalami koreksi seiring meredanya konflik. 

"Harga emas ditransaksikan melemah di level $2.295 per ons troy-nya," ucap Gunawan.

Secara keseluruhan pasar keuangan masih dibayangi ketidakpastian. Bayang-bayang perang ditambah data ekonomi serta kebijakan suku bunga cenderung menggiring pasar bergerak ke zona merah pada perdagangan besok. 

"Pelaku pasar masih wait and see, siap-siap dengan kejutan yang tak terduga," imbuhnya.

Pasar berpeluang alami kejutan

Sentimen yang menjadi fokus perhatian saat ini adalah rapat gubernur Bank Indonesia yang akan menetapkan besaran bunga acuan. Kemungkinan kenaikan bunga acuan mencuat setelah Rupiah melemah di atas 16.000 per US Dolar setelah libur panjang Idul Fitri. Rupiah pada sesi pembukaan perdagangan hari ini ditransaksikan melemah di kisaran angka 16.235 per US dolar. 

"Sejauh ini, tekanan pasar begitu kuat dan berpotensi mempengaruhi pengambilan kebijakan moneter BI. Secara keseluruhan, saya menilai pelaku pasar akan memilih posisi wait and see karena Rupiah dan IHSG bisa bergerak di dua zona dengan volatilitas yang tinggi," kata Gunawan. 

Sampai BI memutuskan apakah akan menaikkan bunga acuan atau tidak. Kejutan di pasar keuangan berpeluang terjadi. Di sisi lain, harga emas terpantau mengalami pelemahan di kisaran level $2.310. 

"Tensi geopolitik yang mereda ditambah ekspektasi penundaan pemangkasan bunga The FED memicu penurunan harga emas," tuntasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus