Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat signifikan pada hari ini, Senin, 7 Januari 2019. Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate rupiah menguat 245 poin ke level Rp 14.105 per dolar Amerika Serikat. Sebelumnya, rupiah berada pada level Rp 14.350 per dolar AS pada Jumat, 4 Januari 2019.
Baca juga: Analis Prediksi Rupiah Bisa Menguat di Bawah 14.000 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah tersebut adalah yang terkuat di sepanjang awal tahun ini. Rupiah dibuka menguat pada Rabu, 2 Januari 2019 dengan menempati level Rp 14.465 per dolar AS. Kurs sempat turun ke level Rp 14.474 per dolar AS pada Kamis, 3 Januari 2019, sebelum akhirnya kembali menguat sehari setelahnya.
Senior Staf Riset dan Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal sebelumnya memprediksi reli penguatan rupiah terus berlanjut. Hal tersebut seiring dengan asumsinya terhadap skenario positif terhadap data Non-Farm Payroll (NFP), data pendapatan harian rata-rata, serta pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell terkait dengan tanggapan pada prospek pertumbuhan ekonomi global 2019.
“Bahkan, rupiah berpotensi akan mencoba untuk kembali berada pada posisi di bawah Rp 14.000 per dolar AS,” ujar Faisyal, Jumat, 4 Januari 2019.
Faisyal memperkirakan penguatan rupiah kembali terjadi jika data ekonomi AS menunjukkan tren negatif atau lebih dari rendah dari daripada ekspektasi pasar. Selain itu jika ada pernyataan Jerome Powell yang dovish tentang gambaran sikap bank sentral terhadap outlook pertumbuhan ekonomi global 2019.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan pemerintah tetap harus waspada meskipun pada pekan awal 2019 nilai tukar rupiah menguat. Sebab, dia mengatakan penguatan tersebut diprediksi hanya sementara saja.
"Apakah ini akan terus berlangsung sepanjang tahun 2019? Harapannya tentu iya seperti itu, tapi itu too good to be true," kata Piter kepada Tempo, Sabtu 5 Januari 2018.
Mengawali pekan pertama 2019, nilai tukar rupiah mulai menunjukkan keperkasaannya dengan ditopang data fundamental Indonesia yang cukup baik.
Piter menuturkan, rupiah menguat saat ini dipengaruhi banyaknya modal asing yang masih ada karena kebutuhan investasi pada perekonomian lebih tinggi dari pada tabungan. Selanjutnya modal asing yang masuk tersebut memang didominasi sejumlah portfolio atau melalui surat utang. Dua kondisi ini, kata dia, menyebabkan rupiah kita sangat rentan terhadap pergerakan modal asing.
DIAS PRASONGKO| BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini