Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Rupiah Menguat Cepat Usai BI Turunkan Suku Bunga, Sri Mulyani: Awalnya Depresiasi 5 Persen

Setelah pengumuman pemangkasan suku bunga acuan bank Indonesia, Sri Mulyani mencatat rupiah menguat dengan cepat dibanding bulan sebelumnya

23 September 2024 | 15.36 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi keterangan saat konferensi pers Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) serta Nota Keuangan TA 2025 di Jakarta, Jumat 16 Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi keterangan saat konferensi pers Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) serta Nota Keuangan TA 2025 di Jakarta, Jumat 16 Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan nilai tukar rupiah menguat dengan cepat terlebih setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan. Hingga September 2024, nilai tukar rupiah menguat 0,84 persen dibanding Desember 2023 atau year to date (ytd).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bendahara Negara tersebut mengatakan penguatan sangat cepat terlihat, karena sebelumnya rupiah sempat mengalami depresiasi hingga di kisaran 16.000 per dolar Amerika Serikat. “Kita awalnya mengalami depresiasi 5 persen, sekarang rupiah mengalami apresiasi,” ujarnya dalam Konfrensi Pers APBN di Kementerian Keuangan, Senin 23 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hingga September, ia memaparkan kurs berada di kisaran 15.287 per dollar AS. Angka ini bahkan lebih baik dibanding tahun sebelumnya atau September 2023 sebesar 15.381 per dollar AS.

Sementara itu imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) mengalami tren penurunan sejak Juni 2024. Sri Mulyani mengatakan hal ini terjadi di tengah kerentanan atau volatilitas global. Namun inflow di pasar SBN menguat pasca pengumuman penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika. Hingga 19 September 2024 pasar SBN mencatat Inflow Rp 11,3 triliun, dan secara year to date inflow tercatat sebesar Rp 21,39 triliun.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bulan ini memutuskan memangkas suku bunga acuan BI dari 6,25 persen menjadi 6 persen. Langkah ini diharapkan mampu menjaga stabilitas dan penguatan rupiah.

Saat keputusan pemangkasan suku bunga diumumkan, rupiah terus mengalami depresiasi atau pelemahan. Pada Juli BI mencatat nilai tukar Indonesia mengalami depresiasi 4,84 persen jika dibanding akhir Desember 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus