Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Laba Unit Usaha Syariah Bank BTN Naik 36 Persen

Laba bersih Unit Usaha Syariah BTN pada September 2017 mencapai Rp 313,77 miliar atau naik 36,31 persen dibanding periode serupa tahun lalu.

24 Oktober 2017 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
BTN Syariah. TEMPO/Seto Wardhana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Laba bersih Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk. (Persero) atau BTN pada September 2017 mencapai Rp 313,77 miliar. Angka ini naik 36,31 persen dibandingkan periode serupa tahun lalu sebesar Rp 230,19 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kenaikan tersebut didorong naiknya pembiayaan sebesar 26,89 persen dari Rp 13,03 triliun tahun lalu menjadi Rp 16,54 triliun. “Ini artinya masyarakat menyadari produk syariah lebih menarik khususnya di pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR),” kata Direktur Utama Bank BTN Maryono, di Menara BTN, Jakarta Pusat, Senin 23 Oktober 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maryono menyebutkan, rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross sebesar 1,12 persen, sedangkan NPF netto sebesar 0,08 persen. Unit syariah ini juga telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 17,39 triliun di kuartal ketiga 2017 atau naik 29,83 persen dibanding tahun lalu. BTN akan tetap akan berfokus pada pembiayaan perumahaan selain pelayanan syariah lain seperti program wakaf. 

Direktur Bank BTN Oni Febriarto Rahardjo menambahkan, kenaikan DPK tersebut juga didorong oleh kualitas NPF yang berada di kisaran 0,8 persen. Oni mengatakan, margin bunga bersih atau non interest margin (NIM) juga semakin lebar, yakni dari 4,2 persen menjadi 4,8 persen. “Kontribusi utama di syariah adalah karena alaminya di saat suku bunga turun maka margin akan naik."

Sebelumnya sempat ada rencana dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk menggabungkan bank-bank syariah pelat merah tahun ini. Namun, Kementerian BUMN akan menggandeng mitra asing, terutama negara Timur Tengah, yang lebih tahu mengenai konsep syariah. Kementerian ingin mitra tersebut dapat melakukan transfer pengetahuan dan juga teknologi.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo berujar, kementerian akan mengajak seluruh direktur utama bank-bank BUMN untuk memilih dan memutuskan mitra yang tepat secara bersama-sama. "Kami tidak akan memilih investment, yang hanya invest uang saja," tuturnya pada pertengahan Maret lalu.

Sesuai permintaan Menteri BUMN Rini Soemarno, akan terdapat dua gabungan bank syariah BUMN, yakni gabungan Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia Syariah serta gabungan BNI Syariah dengan Unit BTN Syariah. Dengan penggabungan itu, pangsa pasar bank syariah BUMN meningkat dari saat ini sebesar 3 persen menjadi 10 persen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus