Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Lindung Nilai Versus Spekulasi

23 Februari 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TRANSAKSI hedging merupakan upaya lindung nilai yang lazim dipakai eksportir dan importir untuk memperkecil risiko nilai tukar. Hedging dilakukan lewat pembelian atau penjualan suatu mata uang untuk penyerahan di masa mendatang berdasarkan kurs yang disepakati.

Dalam perkembangannya, transaksi hedging bermetamorfosis menjadi varian yang lebih spekulatif, rumit, dan canggih. Dua di antara produk turunan itu disebut knock-out forward weekly accumulator dan callable forward.

Misalnya ada eksportir berpenghasilan dolar Amerika Serikat membutuhkan rupiah dalam jumlah dan waktu tertentu. Lalu, dia mengambil kontrak knock-out forward. Anggaplah nilai tukar saat itu (spot rate) Rp 9.400 per dolar. Lalu, eksportir dan bank menyepakati kontrak lindung nilai berdasarkan selling rate pada kurs Rp 9.650 per dolar.

Jika kurs stabil, jelas si eksportir mengantongi keuntungan kurs Rp 250 per dolar atau US$ 250 ribu x (9.650-9.400) = Rp 37,5 juta. Masalahnya, dalam kontrak, ada sejumlah klausul yang sering luput dari perhatian para eksportir. Misalnya, bank berhak menghentikan transaksi (knock-out) jika rupiah menguat hingga di bawah 9.000 per dolar. Bank terhindar dari kerugian besar.

Sebaliknya, di klausul kedua disebutkan, jika rupiah terus melemah, misalnya hingga 10 ribu per dolar, nasabah harus terus menjual dolarnya ke bank. Umumnya disepakati, penjualan dolar selama 52 pekan (setahun). Selain kurs penjualan dolar tetap dipatok pada harga Rp 9.650 per dolar, nasabah pun terkena aturan harus menjual dolar dua kali lipat lebih banyak. Alhasil, eksportir rugi Rp 175 juta (2 X US$ 250 ribu X (10.000-9.650)).


BOM WAKTU
Bank Indonesia melansir transaksi spekulatif ini mencapai US$ 3,5-3,9 miliar. Dari jumlah itu, baru 40 persen yang terselesaikan. Sisa transaksi senilai US$ 3 miliar siap meledak jika tak ada penyelesaian. Para pemain derivatif itu pun mesti bersiap merugi ratusan juta dolar. Bukan itu saja, transaksi spekulasi ini dituding ikut andil terus merontokkan rupiah. Bank-bank pun terancam merugi, dan kerugian itu akhirnya bakal menggerus permodalan (CAR).

25 anggota Gabungan Pengusaha
Ekspor dan Impor Indonesia
US$ 100 juta*
Bank DanamonRp 660 miliar
CIMB NiagaRp 400 miliar
Para pengusaha kakap (transaksi di luar negeri)
1 orang pengusaha baru di sektor agrobisnis
US$ 150 juta
Pengusaha keramik dan propertiUS$ 100 juta
1 anak konglomerat agrobisnisUS$ 400 juta
Badan Usaha Milik Negara
PT Aneka Tambang Tbk.
PT Elnusa Tbk.
PT Timah Tbk.
PT Danareksa Sekuritas

JADI BUMERANG
Pelemahan tajam nilai tukar rupiah yang berkepanjangan, dan anjloknya harga komoditas perkebunan, perikanan, dan pertambangan, membuat eksportir dan importir yang melakukan transaksi derivatif-transaksi spekulatif-kelimpungan. Tujuan semula untuk melindungi diri (hedging) dari fluktuasi tajam rupiah dan dolar Amerika Serikat justru menjadi bumerang. Para pengusaha gagal memenuhi kewajiban menyetor dolar ke bank yang menjual produk-produk derivatif.

Pergerakan Rupiah Terhadap Dolar AS

2 Jan 08 9.395
29 Feb 9.060
17 Okt9.630
1 Des 12.195
5 Jan 09 10.760
20 Feb 11.970

Mayoritas bank bermain transaksi derivatif
Tagihan Derivatif Perbankan per September 2008 (Rp miliar)

UOB Buana
3,9
Bank Ekspor-Impor
9,8
BRI
8,9
Panin Bank
18,2
OCBC NISP
18,9
Mega
22,8
BCA
28,9
Permata Bank
60,2
Deutsche Bank
69,9
Century
133,7
BII
145,2
ABN Amro
251,2
Mandiri
255,4
CIMB Niaga
551*
Citibank
604,2
HSBC
1.323
Stanchart
1.896
Danamon
2.400*

*Per Desember
SUMBER: BANK INDONESIA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus