Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Lomba merek, lomba impor

Pt krakatu steel mendapat jatah mengimpor 22.000 buah truk. mengimpor merek daf, kenworth, paccar, mack dan ford. merek masih asing. pelayanan purna jual masih disangsikan. harga relatif mahal.

1 Desember 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH iklan yang muncul di sebuah koran terbitan Jakarta, Senin pekan ini, kini tengah menjadi gunjingan hangat kalangan pengusaha mobil. Entah itu agen tunggal, dealer, pedagang lepas, ataupun perusahaan angkutan. Lihat saja isi iklan yang dipasang PT Krakatau Steel itu. Bahwa BUMN ini sudah siap mengimpor truk seperti dijatahkan pemerintah. Yang menarik adalah merek kendaraan yang akan datang. Krakatau -- untuk sementara -- akan mengimpor mobil merek DAF, Kenworth, Paccar, Mack, dan Ford. Mungkin, merek yang disebut terakhir memang sudah dimaklumi. Siapa, sih, yang tak kenal Ford? Tapi lain halnya dengan empat merek lainnya, DAF, Kenworth, Paccar, dan Mack. Truk merek itu tak pernah terlihat berseliweran di jalan atau keluar masuk jembatan timbang. Memang, truk Mack dan Kenworth buatan Amerika itu sudah ada beberapa biji di Indonesia, tapi keduanya hanya digunakan di tempat terpencil seperti di daerah pertambangan atau hutan. Akan halnya DAF buatan Belanda dan Paccar dari Australia. Keduanya akan menjadi penjelajah baru di jalanan. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah siapa pembeli truk keempat merek tersebut. Kecuali merek itu masih asing, pelayanan purnajual pun masih disangsikan. Apalagi dalam iklan disebutkan, Krakatau masih akan mengimpor merek-merek lainnya yang mungkin belum dikenal pula. Memang, Krakatau sudah menunjuk empat agen tunggal yang siap melakukan aftersales service. Mereka adalah PT Gapura Intramotor untuk DAF, PT Indonesian Republic Motor Company (Ford), PT Mekasindo Dharma International (Kenworth dan Paccar), dan PT Allbest (Mack). Namun, orang pun tetap ragu akan kemampuan agen itu menyebar suku cadang ke berbagai tempat. Maklum, yang namanya truk tak hanya digunakan di kota-kota besar, tapi juga di daerah-daerah pedalaman. Sementara itu, empat agen tunggal tersebut belum tentu punya cabang di tempat truk-truk itu beroperasi. "Kami akui, itulah salah satu kesulitan kami," kata seorang direktur agen tunggal. Kecuali, kata sumber tersebut, jika ada agen tunggal merek terkenal yang mau bekerja sama. Seperti Mitsubishi, yang punya jaringan distribusi cukup luas. "Bagian kami dari impor truk ini memang tidak banyak," katanya. Entah berapa nilai pelayanan purnajual -- termasuk impor suku cadang -- yang menjadi bagian keempat agen tunggal tersebut. Yang pasti, Krakatau yang mendapat jatah mengimpor 22.000 buah akan mendapat banyak duit. Bayangkan, truk kategori 5, yang berbobot di atas 24 ton, harganya tak kurang dari US$ 100 ribu atau sekitar Rp 186 juta sebuah. Terlepas dari besar kecilnya keuntungan yang dikutip, masih ada lagi topik pembicaraan hangat. Benarkah Krakatau akan mengimpor mobil DAF kategori I? Artinya, ia harus bersaing dengan minibus rakitan lokal yang sudah teruji punya pasar. Seperti halnya truk, harga minibus impor ini diduga akan jatuh lebih mahal ketimbang buatan dalam negeri. "Wah, kalau soal pasar, kami kira tak ada masalah. Sebab, semua tahu, konsumen Indonesia sangat suka barang impor, bagaimanapun bentuknya," kata seorang pedagang mobil di Jakarta. Namun, lain suara pedagang, lain pula pendapat perakit lokal. Menurut Soebronto Laras, Dirut Grup Suzuki dan Ketua Gaikindo, impor mobil tetap harus dilakukan dengan waspada. Alasannya, katanya, keadaan pasar tak lagi meledak-ledak. Diperkirakan, permintaan akan kembali normal dalam waktu enam bulan lagi. Makanya, berhati-hatilah, "agar jangan sampai kadung mengimpor, tapi tak bisa menjualnya," katanya. Padahal, masih banyak truk yang akan didatangkan. PT Pantja Niaga mendapat jatah impor 12.500 buah, dan produsen kendaraan bermotor yang sudah ada bisa mengimpor 2.510 buah lagi. Akan banyak merek truk di jalanan. Tapi juga akan muncul banyak masalah. Budi Kusumah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus