Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Lowongan buat si super

Usaha supermarket di jakarta belum jenuh, minat untuk mendirikan usaha ini makin meningkat. PT Gelael supermarket mulai mendirikan supermarket di pinggiran kota. (eb)

15 Oktober 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MINAT mendirikan pusat perbelanjaan (supermarket) belakangan ini meningkat. Banyaknya pengusaha yang berminat terjun ke sektor itu diam-diam telah membuat harga tanah, terutama di pusat kegiatan bisnis, meroket. Di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta, tempat pelbagai kegiatan bisnis, jika masih ada tanah lowong, seorang pengusaha berani membelinya dengan harga Rp 600 ribu per meter persegi. Tingginya harga tanah di salah satu pusat bisnis paling ramai itu, menurut direktur sebuah kantor akuntan publik, menunjukkan bahwa usaha itu masih belum jenuh di Jakarta. Dia menilai, sesudah kelompok Gelael Supermarket sukses membuka usaha di 13 kota, bisnis itu termasuk yang paling menguntungkan. Anggapan seperti itu dibenarkan oleh Dick Gelael, 50 tahun, direktur utama PT Gelael Supermarket. Dia bahkan berani memastikan untuk kota besar seperti Jakarta masih butuh tambahan 20 supermarket lagi. Usaha jasa di sektor ini jumlahnya kini sudah mencapai 16 buah di Jakarta. Yang bisa dibilang spermarket, menurut Gelael, baru tujuh saja. Sisanya, menurut dia, adalah "supermarket" yang hanya "menjajakan barang-barang kalengan." Jika mereka ini harus menjual daging atau buah segar pula, "modal Rp 500 juta tak bakalan bisa," katanya lagi. Untuk mendirikan supermarket, menurut Dick Gelael, dibutuhkan dana sedikitnya Rp 1 milyar. Dana sebesar itu, katanya, paling cocok digunakan untuk membangun usaha di pinggiran kota Jakarta, tempat kebanyakan kaum elite tinggal. Dia sendiri, katanya, sudah berpikir ke arah itu. Sebidang tanah yang dibelinya dengan harga di bawah Rp 100 ribu per meter persegi sudah pula diperolehnya di pinggiran Jakarta. Di Bali dia sudah membuka supermarketnya di tengah sawah di jalan Sanur - Denpasar. Karena itulah dia agak menyesali upaya sejumlah pendatang baru yang berlomba membuka supermarket di pusat kota atau menyewa ruang di plaza. Selain kurang taktis, karena sulit menyediakan lapangan parkir, usaha mereka ini dinilainya hanya merusakkan harga tanah dan sewa ruangan saja. Sewa ruangan di Ratu Plaza, Jakarta, yang US$ 13 per meter persegi setiap bulan, dinilainya kelewat tinggi. Apalagi harus membayar enam bulan di muka. Oleh karena itu, dia mengaku "menyesal" membuka Gelael Supermarket di Ratu Plaza. "Itu merupakan proyek rugi," katanya. Suka atau tidak, sejumlah pengusaha yang membangun plaza dan pusat perbelanjaan toh tak berarti harus menghentikan tawarannya. Henry Onggo, pemilik Ratu Plaza, kini sedang membangun pusat perbelanjaan dan perkantoran The Jakarta Landmark di Dukuh Atas, Jakarta. Apakah Dick Gelael juga akan terjun ke situ belum jelas benar. Yang pasti, Dick, yang memegang monopoli Kentucky Fried Chicken, sudah pula membuka bisnis ayam goreng Amerika itu di Gadjah Mada Plaza, Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus