Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KIANI Kertas tak urung menguras energi sang presiden komisaris, Luhut Binsar Panjaitan. Bekas Menteri Perindustrian dan Perdagangan ini harus berpacu dengan waktu merestrukturisasi utang US$ 170 juta (Rp 1,5 triliun) di perusahaan kertas dan bubur kertas itu. Belum lagi segunung warisan masalah yang, katanya, ketika di tangan Bob Hasan tidak dikelola dengan baik. "Inefisiensi membuat biaya produksi tinggi," katanya kepada wartawan TEMPO Leanika Tanjung, Selasa pekan lalu. Untuk memproduksi bubur kertas satu ton, perusahaan ini mengeluarkan ongkos US$ 360, padahal idealnya cuma US$ 240-260.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo