Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Harga kamar di Labuan Bajo melonjak dua kali lipat selama sepekan terakhir.
Ada hotel yang membatalkan pesanan pengunjung.
Sandiaga menjanjikan 26 kapal untuk dijadikan hotel apung.
KALAU tidak dibantu seorang kenalannya yang warga setempat, Tika Nurul tak akan bisa memesan kamar hotel di dekat lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Persamuhan para pemimpin negara-negara di Asia Tenggara yang akan berlangsung pada 9-11 Mei tersebut menghabiskan hampir seluruh kapasitas penginapan di Labuan Bajo.
Berangkat pada Senin pekan depan, Tika, yang termasuk dalam rombongan delegasi Indonesia, beruntung bisa mendapat kamar di Sunset Hills Hotel—akomodasi berbintang tiga di Jalan Dusun Bandara, Labuan Bajo. “Lebih beruntung lagi karena saya kebagian harga kamar normal,” kata dia kepada Tempo, kemarin.
Untuk menginap selama empat malam, Tika hanya mengeluarkan biaya Rp 2,4 juta. Namun harga kamar telah melonjak dua kali lipat untuk pemesanan selama sepekan terakhir, ketika Sunset Hills menghabiskan slot kamar terakhir. Dia menilai lompatan harga hotel di Labuan Bajo masih masuk akal mengingat KTT ASEAN disambangi para kepala negara.
Menurut Tika, harga akomodasi yang menggila adalah akomodasi jenis homestay. “Ada warga lokal yang memasang harga Rp 20 juta seminggu untuk tamu grup di homestay," ujar dia. Dari pengelola hotel, Tika pun mendengar kabar adanya hotel yang membatalkan secara sepihak pesanan tamu yang tidak termasuk delegasi KTT ASEAN.
Baca juga: Demi Mengakhiri Krisis Politik di Myanmar
Hotel bintang empat di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. TEMPO/Nita Dian
Hotel Terapung
Sekretaris Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTT, Tri Arachis, membenarkan bahwa seluruh kamar hotel dan homestay di Labuan Bajo terisi penuh. Secara keseluruhan, terdapat 117 penginapan berkapasitas lebih dari 3.000 kamar di Kabupaten Manggarai Barat. Seluruh pengelola fasilitas akomodasi itu kebanjiran pesanan sejak akhir Lebaran hingga beberapa hari lalu. “Khusus Kelurahan Labuan Bajo sudah dipesan 100 persen. Bahkan rumah penduduk dan kos pun disewakan untuk panitia lokal serta tim media,” kata dia.
Arachis menyebutkan penginapan di Labuan Bajo penuh sesak pada peringatan Hari Polwan, September tahun lalu. Dia menambahkan, jumlah pesanan kamar kali ini lebih membeludak dan habis dalam sekejap. PHRI NTT beranggotakan 363 hotel dan restoran aktif. Sebanyak 108 anggota beroperasi di Labuan Bajo. “Kami berharap peluang besar ini datang setidaknya setahun sekali,” tuturnya. Menurut Arachis, tidak hanya bisnis akomodasi, pelaku usaha kecil juga kebagian untung dari perhelatan besar tersebut, seperti produsen tenun, kopi, dan teh daun kelor.
Selasa lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, memastikan ada 26 kapal yang dapat dijadikan hotel apung untuk peserta KTT ASEAN yang belum kebagian kamar. Kapasitas tampungnya lebih dari 4.200 orang. “Jenisnya dari kapal pinisi hingga kapal wisata.”
Untuk menunjang kebutuhan informasi para delegasi, tamu acara, dan awak media, Kementerian Pariwisata telah menempatkan Mini Tourism Information Center (TIC) di 10 titik di Labuan Bajo. Ada juga paket wisata yang akan direkomendasikan kepada delegasi negara peserta, dari tur kota, pertunjukan komodo, hingga paket wisata tematik kebudayaan. Pemerintah pun berencana mengadakan pesta rakyat yang diisi bazar kuliner, pertunjukan musik dan budaya, serta peragaan busana. “Targetnya dihadiri 3.000 pengunjung," ujar Sandiaga.
Wisatawan melihat komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Belajar Menjadi Tuan Rumah MICE
Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Iyung Masruroh, mengatakan baru kali ini Labuan Bajo dijadikan lokasi pertemuan sekelas kepala pemerintahan. Ia menyebutkan para penyedia lokasi acara berpeluang meraih untung besar. Empat fasilitas acara di Labuan Bajo yang akan dipakai untuk KTT ASEAN ke-42 adalah Hotel Bintang Flores, Puncak Waringin, Hotel Ayana, serta Hotel Meruorah.
“Ini kesempatan MICE Labuan Bajo belajar menjadi tuan rumah yang baik,” tutur Iyung. Dia pun menyinggung soal urgensi peningkatan kemampuan sumber daya manusia lokal. Saat ini, tenaga pelengkap kebutuhan acara masih didatangkan dari luar daerah.
Kepada Tempo, General Manager Flores Pristine Tours and Travel, Arthur de Fabiaono, menyatakan sekitar 50 perusahaan jasa wisata di Labuan Bajo kebanjiran pesanan khusus dari para tamu KTT ASEAN. Layanan yang ditawarkan biro wisata itu bervariasi, dari pencarian penginapan hingga penyewaan kendaraan laut. “Banyak pesanan business-to-business. Penerimaan bersih perusahaan saya bisa mencapai Rp 40 juta. Perolehan teman-teman mirip.”
SUPRIYANTHO KHAFID (MATARAM) | YOHANES PASKALIS | ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo