Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menhub Pantau Proyek Pelabuhan dan Bandara Tanjung Balai Karimun

Budi Karya meminta bantuan Pemda untuk menyelesaikan pembebasan lahan bandara maupun pelabuhan.

2 Februari 2020 | 11.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan life jacket kepada penumpang di Pelabuhan Kali Adem Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa, 24 Desember 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau pembangunan infrastruktur transportasi di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, Sabtu, 1 Februari 2020. Infrastruktur transportasi yang tengah dikembangkan di salah satu pulau terluar di Indonesia tersebut yaitu Bandara Raja Haji Abdullah dan Pelabuhan Malarko. Pembangunan itu menelan biaya sekitar Rp 200 Miliar untuk pelabuhan dan Rp100 Miliar untuk bandara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya diamanatkan oleh presiden untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur khususnya di daerah terluar, terpencil, tertinggal dan perbatasan (3TP) untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia, Tanjung Balai Karimun adalah daerah terluar yang sangat strategis berhadapan dengan negara lain (Singapura dan Malaysia).Oleh karenanya, ini menjadi perhatian utama kami,” ujar Menhub Budi Karya dalam keterangan tertulis, Ahad, 2 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi Karya mengatakan Pelabuhan Malarko yang berada di wilayah Tanjung Balai Karimun akan dijadikan Pelabuhan Samudera atau pelabuhan yang dapat disinggahi kapal-kapal besar. Pelabuhan tersebut bakal memiliki fasilitas lengkap untuk tempat bongkar muat barang ekspor dan impor, serta dilengkapi dengan gudang.

Nantinya, Pelabuhan Malarko yang saat ini masih dikelola oleh Kemenhub akan dikerjasamakan pengelolaanya dengan Badan Usaha Milik Daerah, dan swasta. Sebagai informasi, saat ini di Pelabuhan Malarko sudah dibangun Causeway sepanjang 800x6 meter persegi, Dermaga 110x10 meter persegi, dan fasilitas lainnya.

Sementara, terkait Pembangunan Bandar Udara Raja Haji Abdullah, Budi Karya menuturkan akan memperpanjang runway hingga 2.000 meter agar pesawat Boeing 737 dapat mendarat. Pembangunan tersebut ditargetkan kelar 2021 dan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Bandara Raja Haji Abdullah Karimun saat ini mempunyai panjang runway 1400 x 30 meter, apron 75,2x60 meter persegi dan taxiway 70x15 meter persegi. Sementara, untuk Untuk pertumbuhan penumpang setiap tahunnya naik rata-rata 15-20 persen dalam lima tahun ke belakang.

Adapun pengembangan fasilitas di sisi udara yang akan dilakukan meliputi Pembuatan Turning Area dan Marking, lanjutan pembuatan drainase sisi udara. Pengembangan fasilitas sisi darat meliputi Perluasan dan penataan lanskap parkir terminal dan penambahan fasilitas penunjang pelayanan bandara udara juga perpanjangan runway hingga 2000 meter.

Untuk itu, Budi Karya meminta bantuan Pemerintah Daerah untuk menyelesaikan pembebasan lahan baik untuk pengembangan bandara maupun pelabuhan. Ia mengatakan, pengembangan bandara dan pelabuhan ini nantinya diharapkan bisa meningkatkan perekonomian Tanjung Balai Karimun dan sekitarnya. Mengingat, Tanjung Balai Karimun merupakan salah satu Kawasan Bebas Perdagangan.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus