Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kenya melakukan kunjungan balasan ke Indonesia sebagai kelanjutan kerja sama dua negara untuk mengembangkan potensi panas bumi. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menyambut baik kunjungan salah satu negara dari Afrika yang sukses menjadikan panas bumi sebagai sumber energi listrik di negaranya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama PGE Julfi Hadi menjelaskan dalam kunjungan ini delegasi Kenya dan Pertamina Geothermal Energy membahas lebih lanjut rencana kerja sama pengembangan panas bumi. “Yang dapat bermanfaat bagi Indonesia dan Kenya,” ujar dia lewat keterangan tertulis dikutip Sabtu, 16 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kunjungan delegasi Kenya ini dilakukan pada 12-13 September 2023. Delegasi dari Kenya dipimpin langsung oleh Ministry Energy & Petroleum Kenya Davis Chirchir bersama Managing Director & CEO Geothermal Development Company (GDC) Paul Ngugi, dan beberapa representatif Kenya lainnya.
Kunjungan rombongan itu disambut oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arifin Tasrif. Serta Direktur Utama Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi, dan beberapa anak perusahaan Pertamina lainnya.
Bagi Kenya, kunjungan ini menjadi balasan terhadap kehadiran Indonesia pada Agustus 2023 lalu. Saat itu, Presiden Joko Widodo alias Jokowi memimpin rombongan delegasi yang di dalamnya turut serta pimpinan Pertamina Geothermal Energy dan Pertamina (Persero).
“Kunjungan balasan ini menjadi sinyal positif untuk sinergi kedua belah pihak,” tutur Julfi.
Setelah adanya kesepakatan yang sudah dibuat saat berkunjung ke Kenya lalu, kata Julfi, pertemuan ini menjadi hal baik. Hal itu juga menunjukkan kesungguhan dari kedua pihak untuk saling bersinergi mengembangkan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih yang menjadi kebutuhan global.
Kunjungan Kenya juga menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) G2G yang sudah disepakati kedua negara Agustus lalu. Selain itu, dalam kunjungan kali ini juga dilakukan penandatanganan non-disclosure agreement (NDA) antara Geothermal Development Company (GDC) dan Pertamina Geothermal Energy untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.
Penandatanganan NDA ini dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi dan Managing Director & CEO Geothermal Development Company (GDC) Paul Ngugi. Serta disaksikan langsung oleh Menko Luhut Binsar Pandjaitan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Adapun Managing Director & CEO Geothermal Development Company (GDC) Paul Ngugi menyambut antusias kerja sama ini. Menurut dia reputasi PGE yang sangat baik dalam operasional serta pengembangan bisnis panas bumi. “Kami yakin kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya ini dapat menguntungkan kedua belah pihak.” tutur dia.
Julfi menambahkan kerja sama dengan Kenya ini sebagai langkah awal PGE untuk menjadi world class green energy company. Saat berkunjung ke Kenya, PGE menandatangani kesepakatan dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan Konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan hingga 500 megawatt di mana 140 megawatt siap untuk di eksploitasi.
Mengenai progres kerja sama dengan AGIL, Julfi berujar, saat ini kedua belah pihak sedang melakukan sharing data hingga 3 bulan ke depan. "Tentunya banyak hal bernilai positif bagi kedua negara dalam mengembangkan energi panas bumi," ucap Julfi.