Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, keberhasilan swasembada pangan bergantung pada pencapaian luas tambah tanam. Ia membidik luas lahan tambahan yang akan ditanami padi meningkat untuk menggenjot produksi beras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Luas tambah tanam pada Februari hingga April 2025 akan menjadi penentu utama keberhasilan kita dalam mewujudkan swasembada pangan,” ujar Amran Sulaiman dalam keterangan resminya, Sabtu, 25 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, sejumlah wilayah telah menetapkan target luas tambah tanam mereka. Jawa Timur membidik tanam pada Februari 2025 seluas 156.786 hektare, yang diproyeksikan meningkat menjadi 193.419 hektare pada Maret 2025.
Di Jawa Tengah, target luas tambah tanam Februari mencapai 130.000 hektare dan naik menjadi 140.000 hektare pada Maret. Sedangkan Jawa Barat telah mencatat realisasi 154.800 hektare pada Januari 2025.
Pekan depan, Katingan melaporkan akan memanen 4.800 hektare sawah. Sementara Bombana dengan luas tambah tanam 3.380 hektare menghadapi tantangan kekurangan alat mesin pertanian (alsintan). Karena itu, Amran Sulaiman meminta distribusi alsintan dipercepat ke seluruh daerah.
Pejabat yang juga pengusaha ini meminta seluruh daerah segera melaporkan kesiapan luas tambah tanam mereka untuk Februari hingga April 2025. Termasuk laporan ihwal permasalahan dan solusi yang diharapkan. Laporan ini ditunggu dalam 1-2 hari.
Amran Sulaiman menambahkan, Indonesia harus mempersiapkan diri mewujudkan swasembada pangan. Ia mengingatkan krisis pangan global pernah terjadi pada 2024. Sebanyak 22 negara menghentikan ekspor pangan. Walhasil, Indonesia sempat menghadapi kekurangan pangan pada Januari-Februari 2024.
“Kami harus memastikan agar tidak terjadi antrean beras seperti tahun lalu. Semua pihak harus siap bersama-sama menghadapi tantangan ini,” tuturnya.
Kementan membidik program cetak sawah akan mencapai 3 juta hektare selama 4 tahun mendatang. Program ini merupakan salah satu cara mewujudkan ambisi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan.
“Kami sudah prediksi dengan 3 juta cetak sawah ini, maka kita bisa survive minimal 80 sampai 100 tahun yang akan datang,” kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam keterangan resmi, Kamis, 5 Desember 2024.
Ekstensifikasi melalui cetak sawah merupakan program yang disiapkan pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan dalam jangka panjang. Sedangkan dalam jangka pendek, Sudaryono mengatakan pemerintah menjalankan intensifikasi melalui pompanisasi dan penyediaan perluasan areal tanam.
“Jadi sebelum menuju ke swasembada kita harus melewati step jangka pendek dan juga jangka panjang seperti penambahan pupuk, penyediaan benih dan alsintan,” kata politikus Partai Gerindra itu.