Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mitigasi Potensi Krisis Pangan, Ini Program Badan Pangan Nasional

Badan Pangan memitigasi potensi terjadinya krisis pangan di Indonesia mulai dari sinergi data pangan nasional dan mendorong keanekaragaman konsumsi.

16 September 2022 | 15.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kanan) didampingi Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kiri) saat memantau operasi pasar telur ayam di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat, 2 September 2022. (Tempo | Riri Rahayu)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melakukan sejumlah langkah untuk memitigasi potensi terjadinya krisis pangan di Indonesia mulai dari sinergi data pangan nasional hingga mendorong keanekaragaman konsumsi.

"Saat ini kami sudah rapikan dan integrasikan data-data pangan, baik yang bersumber dari BPS, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, serta Kemenko Perekonomian. Semua tertuang dalam Neraca Pangan Nasional yang setiap minggu kami laporkan perkembangannya kepada Presiden,” kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 16 September 2022.

Langkah selanjutnya, kata Arief, adalah mendorong keanekaragaman konsumsi. Masyarakat diminta jangan menggantungkan kebutuhan konsumsi pada satu komoditas pokok saja.

Dia mengatakan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, ditambah setiap daerah memiliki kekhasan masing-masing, termasuk dalam makanan pokok. “Penganekaragaman konsumsi akan terus kami kampanyekan, melalui Gerakan Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman atau B2SA,” kata dia.

Arief mengajak masyarakat memanfaatkan tantangan krisis pangan ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan produksi pangan lokal. “Di tengah terbatasnya produk impor, ini menjadi kesempatan kita untuk memproduksi di dalam negeri dan melakukan substitusi, seperti yang dilakukan di Papua dan Maluku, dengan pangan berbahan dasar sagu,” katanya

Di sisi lain, pembenahan rantai pasok serta ekosistem pangan menjadi hal yang tidak boleh dilupakan. Arief menegaskan setiap pihak yang terlibat di bidang pangan harus mampu menjalankan perannya dengan baik untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.

“Dalam aktivitas pangan ini, saya secara sederhana membagi sebagai berikut, on farm, off farm, logistik, warehousing, dan distribusi. Setiap proses harus dirinci siapa yang bertugas di sana. Masing-masing proses dibuat KPI-nya, kemudian kita monitor sama-sama untuk memastikan semua pihak yang terlibat menjalankan tugasnya sesuai kriteria yang telah ditetapkan,” jelasnya.

Terakhir, menurut Arief, semua langkah antisipasi tersebut harus dirajut dalam hubungan sinergi yang baik. “Kerja sama Pentahelix dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional harus terus dikuatkan. Ketahanan pangan hanya bisa tercapai apabila akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media bergandeng tangan menjalin kolaborasi,” kata dia.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus