Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Moeldoko Ungkap Wacana Pembangunan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Daerah Kopo, Bandung

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko mengungkapkan pandangannya mengenai kemungkinan penambahan stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh di daerah Kopo, Kota Bandung.

2 Desember 2023 | 08.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga menunggu keberangkatan kereta cepat di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu 16 September 2023. PT KCIC mengajak warga sekitar Stasiun Tegalluar untuk menjajal Kereta Cepat Jakarta Bandung menuju Stasiun Halim sebelum diresmikan dan dioperasikan secara penuh pada 1 Oktober mendatang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko mengungkapkan pandangannya mengenai kemungkinan penambahan stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh di daerah Kopo, Kota Bandung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu diungkap dalam diskusi bersama PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC), PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI, serta perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, dan Kementerian Perhubungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pilihan ini silakan ditangkap, tentunya wewenang ini ada di KCIC. Karena ini Kereta Cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung,” ujar Moeldoko lewat keterangan tertulis dikutip pada Sabtu, 2 Desember 2023.

Menurut Moeldoko, mengenai konektivitas upaya peningkatan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan penumpang Kereta Cepat Whoosh. Salah satunya ketersediaan kursi di kereta api feeder (pengumpan) saat sudah sampai di Padalarang.

“Pentingkan kenyamanan penumpang agar tidak berhenti hanya di stasiun Padalarang serta Tegalluar,” kata dia.

Moeldoko juga mengatakan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mengkaji kemungkinan penambahan stasiun itu. Jika pembangunan akan dilakukan tentu harus memperhatikan dampak terhadap masyarakat. “Silahkan dipersiapkan kajiannya,” ucap Moeldoko.

Sementara Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi alias Edo menjelaskan usulan pengembangan stasiun kereta cepat di daerah Kopo sudah menjadi pertimbangan. Namun belum dapat dilaksanakan, karena terkait dengan keterbatasan pendanaan serta izin penggunaan lahan di daerah tersebut. 

Selanjutnya: “Terdapat lahan sekitar 30 hektar di Kopo...."

“Terdapat lahan sekitar 30 hektar di Kopo dan itu memungkinkan (dibangun stasiun), tetapi KCIC belum ada dana untuk itu,” tutur Edo.

Pelaksana tugas Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Rifky Setiawan menuturkan perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pembangunan stasiun di Kopo. Saat ini fokus pendanaan dilakukan terhadap empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Padalarang dan Tegalluar. 

“Kalau nanti dibutuhkan 1 stasiun lagi, kami (Kemenkomirnves) akan menyoroti dari sisi pendanaan,” ujar Rifky.

Saat ini terdapat empat stasiun Kereta Cepat, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. KCIC juga telah bekerja sama dengan berbagai operator untuk menghadirkan integrasi antarmoda. Di Stasiun Halim terdapat LRT Jabodebek, Damri tujuan Bandara Soekarno-Hatta, Transjakarta, dan layanan khusus taksi konvensional.

Adapun untuk Stasiun Padalarang terdapat kereta feeder untuk penumpang menuju Stasiun Cimahi, Stasiun Bandung dan lainnya. Selain itu, ada juga kereta commuter line Bandung Raya dan Commuterline Garut yang dapat diakses langsung oleh penumpang kereta Whoosh di Stasiun Padalarang. 

Sementara untuk Stasiun Tegalluar akses penumpang dimudahkan melalui pembukaan exit tol KM 149 dan jembatan Cibiru baru untuk menuju Stasiun Tegalluar dan juga terdapat layanan Damri.

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan magang di Tempo pada 2017 setelah mengikuti Kursus Jurnalistik Intensif di Tempo Institut. Sejak 2018 meliput isu teknologi, sains, olahraga, politik dan ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus