Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

7 April 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HORTIKULTURA
Pembatasan Impor Bakal Dihentikan

Pembatasan impor hortikultura oleh Kementerian Pertanian dinilai hanya menyebabkan inflasi akibat kurangnya pasokan di pasaran. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan pembatasan tak bisa dipertahankan lagi. "Ini tak baik untuk dilanjutkan," katanya Kamis pekan lalu.

Hatta menambahkan, kelemahan pembatasan impor terlihat dalam kelangkaan bawang hingga hampir dua-tiga bulan sejak akhir Desember tahun lalu. Keharusan importir mendapatkan rekomendasi impor produk hortikultura, menurut dia, membuat proses impor berlangsung lama. Penghentian pembatasan impor telah dibicarakan dengan Menteri Pertanian Suswono.

Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi pada Maret 2013 sebesar 0,63 persen dengan indeks harga konsumen 138,78. Inflasi disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas hortikultura, seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit. Bawang merah memberikan andil 0,44 persen dan bawang putih 0,2 persen. Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar berpendapat pengetatan impor hortikultura juga tak menambah pendapatan negara karena tak ada tarif impor.

MINYAK DAN LINGKUNGAN
Minyak Exxon Tumpah Lagi

Jalur pipa minyak milik ExxonMobil pecah di dekat Mayflower, Arkansas, Amerika Serikat, menyebabkan sekitar 15 ribu galon minyak tumpah. Hanya sekitar 1.000 galon yang bisa diselamatkan. "Sisanya mengental hingga sepekat aspal cair di tanah," ujar juru bicara Badan Pengendalian Pencemaran Minnesota, Dan Olson, seperti dikutip Reuters, Senin pekan lalu.

Pipa 20 inci bernama Pegasus itu mengalirkan minyak mentah dari Patoka, Illi­nois, menuju Nederland, Texas. Tumpahan minyak ini musibah baru buat Exxon setelah dua pekan lalu perusahaan Amerika itu didenda US$ 1,7 juta karena kasus tumpahan minyak pada 2011 di Sungai Yellowstone. Bagi Amerika, kasus Arkansas adalah insiden kedua. Sebelumnya, sebuah kereta yang membawa minyak mentah 15 ribu galon milik Kanada tergelincir di Minnesota.

Kebocoran di Arkansas diketahui pada Jumat dua pekan lalu. Exxon lantas menutup sambungan pipa yang biasa mengalirkan lebih dari 90 ribu barel minyak mentah per hari itu. Juru bicara Exxon, Alan Jeffers, menyatakan belum bisa memprediksi kapan tumpahan minyak bisa dibersihkan. "Saya tak bisa berspekulasi," katanya.

PERTAMBANGAN
Harga Batu Bara Anjlok, Investasi Tambang Jeblok

Minat publik dalam investasi di sektor pertambangan pada 2012 menurun akibat longsornya harga batu bara. Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Tony Prasetyantono memperkirakan harga batu bara naik mulai paruh kedua 2013, bahkan 2014.

"Harapan satu-satunya jika perekonomian dunia membaik, terutama Cina," kata Tony kepada Tempo, Rabu pekan lalu. Kalau pertumbuhan ekonomi Cina 9 persen, barulah permintaan batu bara naik.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, porsi penanaman modal asing (PMA) sektor tambang menurun. Pada 2010, sebesar US$ 2,2 miliar atau 13,57 persen dari total PMA US$ 16,2 miliar. Pada 2011 naik menjadi US$ 3,6 miliar (18,6 persen dari total PMA US$ 19,5 miliar). Namun pada 2012 turun menjadi 17,20 persen (US$ 4,2 miliar) dari total PMA US$ 24,7 miliar.

Kepala BKPM Chatib Basri menilai ada sisi positif dari penurunan investasi pertambangan, yakni cakupan investasi yang menyebar. Justru berbahaya jika terlalu banyak investasi di tambang. "Jika harga tambang kolaps, investor kolaps," ucapnya Selasa pekan lalu.

BBM BERSUBSIDI
Impor BBM Bersubsidi Membengkak

Badan Pusat Statistik melaporkan volume impor bahan bakar minyak bersubsidi selama Februari 2013 membengkak jika dibanding bulan sebelumnya. Pada Januari, impor senilai US$ 2,49 miliar, sedangkan sebulan kemudian menjadi US$ 2,57 miliar.

"Impor BBM jenis Premium meningkat 3,50 persen atau US$ 87,2 juta," kata Kepala BPS Suryamin, Senin pekan lalu. Ia menjelaskan, impor hasil minyak pada Januari-Februari sebesar US$ 5 miliar, atau meningkat dibanding periode yang sama 2012 yang US$ 4,38 miliar. Tingginya impor menjadi salah satu penyebab defisit neraca perdagangan pada Februari.

Analis dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, mengatakan, untuk mengurangi defisit, pemerintah harus menaikkan harga BBM bersubsidi atau membatasinya. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Kamis pekan lalu melaporkan, penyaluran BBM bersubsidi pada triwulan I 2013 mencapai 10,95 juta kiloliter, atau naik 1,95 persen dibanding periode yang sama 2012, yaitu 10,72 juta kiloliter. l

BADAN USAHA MILIK NEGARA
Dahlan berJanji Selamatkan Merpati

Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyatakan berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan perusahaan penerbangan pelat merah, PT Merpati Nusantara Airlines, dari kebangkrutan. "Masih dipikirkan untuk keluar dari keterpurukan, sedapat mungkin tak tutup," katanya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis pekan lalu.

Ia menuturkan Merpati sudah lama mengalami masalah keuangan, bahkan sebelum direktur utama dijabat Rudy Setyopurnomo dan Sardjono Jhony Tjitrokusumo. Menurut dia, Merpati bisa diselamatkan dengan restrukturisasi besar-besaran. Maka ia berjanji melobi para stakeholder.

Sebelumnya, Rudy berharap utang perseroan sekitar Rp 6 triliun, yang mayoritas kepada badan usaha milik negara lainnya, direstrukturisasi agar neraca keuangan bisa positif. Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah sepakat mengalokasikan penyertaan modal negara untuk Merpati sebesar Rp 200 miliar pada 2012. Tapi Rudy mengubah rencana bisnis sehingga pemerintah belum mengucurkan dana.

SEMEN
Holcim raih Laba Rp 1,3 Triliun

Produsen semen PT Holcim Indonesia Tbk menangguk laba bersih Rp 1,3 triliun pada 2012. Laba itu meningkat 27 persen dari tahun sebelumnya. ¡±Kami senang karena mampu meningkatkan nilai bagi pemegang saham,¡± kata Presiden Direktur Holcim Eamon Ginley dalam paparan publik pada Selasa pekan lalu.

Ia menjelaskan, keuntungan meningkat seiring dengan bertumbuhnya volume penjualan, yakni meningkat 20 persen menjadi Rp 9 triliun. Sedangkan pada 2011 sebesar Rp 7,5 triliun. Maka Holcim bisa membagikan dividen final Rp 80 per lembar saham pada tahun ini. Sebelumnya, dividen Rp 32 per saham.

Menurut Corporate Secretary Holcim Jannus Hutapea, ada tiga penyumbang terbesar laba perusahaan, yakni meningkatnya volume penjualan di pasar domestik sebesar 14,7 persen (8,6 juta ton), penjualan beton meningkat hingga 5,2 persen (1.398 meter kubik), dan agregat meningkat 0,9 persen. Sedangkan biaya penjualan naik 21,5 persen, tapi biaya operasi bisa dikurangi dengan efisiensi logistik. Untuk menambah kapasitas produksi, Holcim berencana membangun pabrik Tuban 2 sehingga ada tambahan produksi 1,7 juta ton dari saat ini 8,5 juta ton per tahun.

MINYAK DAN GAS
Kontraktor Diduga Rugikan Negara

Tujuh kontraktor kontrak kerja sama diduga merugikan negara Rp 372,48 miliar. Dugaan itu berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan soal 50 kasus yang umumnya berupa kekurangan penerimaan dari koreksi perhitungan bagi hasil minyak dan gas (cost recovery).

"Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kekurangan penerimaan negara US$ 37,864.67 ribu dan Rp 6,33 miliar," demikian tertera dalam ikhtisar hasil pemeriksaan BPK semester II yang diperoleh Tempo.

Tujuh kontraktor tadi adalah JOB Pertamina Petrochina Salawati WK Sawati, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ WK Offshore North West Java, PT Pertamina EP WK Eks Pertamina, Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-PT Pertamina Hulu WK Coastal Plain Pekanbaru, Medco E&P Indonesia WK Rimau, Mobil Cepu Ltd WK Cepu, dan JOB Pertamina Talisman Ogam Komering WK Ogan Komering.

VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan masalah ini akan dikomunikasikan dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Sedangkan Direktur Utama Medco Energi Internasional Lukman Mahfoedz menyatakan temuan BPK akan diteliti. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik meminta dipastikan apakah terjadi penyimpangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus