Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aksi Korporasi
Indofarma Tutupi Rugi
PARA pemegang saham PT Indofarma Tbk merestui langkah manajemen melakukan kuasi reorganisasi untuk menutupi kerugian perusahaan. Aksi korporasi ini diharapkan menolong produsen obat pelat merah itu menggenjot kinerja sebelum melebur ke dalam perusahaan induk (holding) badan usaha milik negara di sektor farmasi. "Jika mengandalkan laba bersih, defisit kerugian baru tertutupi 4-5 tahun mendatang," kata Direktur Utama Indofarma Djakfarudin Junus setelah rapat umum pemegang saham luar biasa di Jakarta, Rabu pekan lalu.
Kuasi reorganisasi adalah menilai kembali aset dan kewajiban sesuai dengan nilai wajar. Defisit usaha dihilangkan tanpa perlu ada kewajiban penambahan modal.
Hingga akhir September 2011, defisit Indofarma mencapai Rp 71,6 miliar. Dalam perusahaan induk farmasi, Indofarma akan melebur bersama PT Kimia Farma Tbk. Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan pembentukan perusahaan induk farmasi ditargetkan efektif pada Juni 2012.
Perusahaan Negara
Kerja Sama Kereta Api-Bombardier
PT Kereta Api Indonesia menggandeng produsen kereta asal Jerman, Bombardier Transportation AG, dalam proyek perakitan kereta TRAXX Asia Locomotives, yang menggunakan tenaga diesel-listrik. "PT Kereta Api berpartisipasi dalam perakitan akhir TRAXX untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sekaligus membidik pasar lokomotif di Asia Tenggara," kata Konsul Penerangan Kedutaan Besar Indonesia di Berlin, Ayodhia G.L. Kalake, di London pada Senin pekan lalu.
Kerja sama tersebut diwujudkan setelah ada penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama Ignasius Jonan dan Presiden Divisi Locomotive, Light Rail Vehicles, and Equipment Ike Wennberg.
Selain menggandeng Bombardier, PT Kereta telah memesan 1.200 unit kereta pengangkut barang tanpa atap dan dinding kepada PT Industri Kereta Api (Inka). Direktur Utama Inka Roos Diatmoko mengatakan dana yang dibutuhkan untuk pengadaan 1.200 unit kereta pengangkut seharga Rp 540 miliar, dengan jangka waktu pengerjaan selama tiga tahun.
Ekonomi Internasional
Pertukaran Uang Jepang-Cina
CINA dan Jepang menyepakati kerja sama pertukaran mata uang untuk mendorong aktivitas perdagangan. Kesepakatan ini membuat pelaku bisnis kedua negara tak harus lagi menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat. Mereka bisa menggunakan mata uang yen atau yuan sehingga bisa memangkas biaya transaksi bilateral.
Kesepakatan ini diumumkan selepas pertemuan Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda dan Perdana Menteri Cina Wen Jiabao di Beijing, Senin pekan lalu. "Untuk mendukung hubungan ekonomi yang terus tumbuh, pemimpin Cina dan Jepang sepakat untuk bekerja sama dan mendorong transaksi keuangan kedua negara," kata siaran pers Kementerian Luar Negeri Jepang, seperti dikutip Associated Press.
Di samping menyepakati pertukaran mata uang, Jepang akan mendukung penjualan obligasi yuan baik di dalam maupun di luar negeri. Japan Bank for International Cooperation akan diizinkan mengeluarkan obligasi berdenominasi yuan di Cina. "Penjualan dan penerbitan obligasi Cina bakal menguntungkan perusahaan-perusahaan Jepang," ujar analis Societe Generale Tokyo, Takuji Okubo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo