Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau MR DIY mengumumkan rencana melantai di bursa saham atau IPO. Presiden Direktur MR DIY, Edwin Cheah mengatakan, jaringan retail perlengkapan rumah tangga ini berpotensi meraih dana hingga Rp4,71 triliun dari pencatatan saham perdananya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jumlah ini terdiri dari Rp471,06 miliar dari penawaran saham baru, dan Rp4,24 triliun dari penawaran saham Pemegang Saham Penjual,” kata Edwin dalam keterangan resminya, Senin, 25 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Edwin menyebut, perusahaannya berencana melepas sebesar 2.519.039.400 saham atau setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Saham akan ditawarkan dengan rentang harga Rp 1.650 hingga Rp 1.870 per saham. IPO tersebut rencananya akan berlangsung pada Kamis, 19 Desember 2025 mendatang. Perusahaan ini akan menggunakan kode MDIY. MR. D.I.Y. menunjuk PT. CIMB Niaga Sekuritas dan PT. Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sementara itu, penawaran awal atau bookbuilding dimulai pada hari Senin, 25 November sampai Selasa, 3 Desember 2024. Perusahaan akan mengalokasikan dana yang diperoleh dari IPO untuk beberapa keperluan.
Sekitar 60 persen akan digunakan untuk pembayaran pokok utang, 30 persen dialokasikan untuk biaya pembukaan toko-toko baru di wilayah Jabodetabek, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, dan Kepulauan Maluku. “Sedangkan sisa sekitar 10 persen akan digunakan sebagai modal kerja operasional,” kata Edwin.
Edwin mengatakan saat ini MR DIY memiliki 800 toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurutnya, lima tahun pertama buka di Indonesia pada 2017-2022 MR DIY membuka 400 gerai. Namun, pada dua tahun selanjutnya atau 2022-2024 ada ekspansi 400 gerai dalam waktu yang lebih singkat.
Sebagai tambahan informasi, per 30 Juni 2024, MR DIY telah membukukan pendapatan sebesar Rp3,2 triliun dan laba bersih sebesar Rp534 miliar, dengan posisi arus kas yang kuat sebesar Rp361 miliar. “Pertumbuhan pesat ini tidak hanya mencerminkan kekuatan model bisnis perusahaan, tetapi juga keberhasilan strategi ekspansi yang agresif,” kata Edwin.