Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Antrean panjang calon penumpang mudah ditemui di gate di sejumlah stasiun MRT Jakarta. Beragamnya model transaksi pembayaran--mulai dari via aplikasi hingga kartu uang elektronik bank--tak sepenuhnya bisa terhubung dengan optimal pada sistem teknologi yang terpasang di gate passenger.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penumpang yang menggunakan kartu MRTJ Multi Trip (MTT) diklaim hanya membutuhkan waktu 0,5-1 detik untuk bisa melewati passenger gate. Hal ini karena chip yang ada di kartu MTT bersifat closed loop alias hanya bisa dipakai untuk bertransaksi pembelian tiket MRT.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara chip di kartu uang elektronik keluaran bank bersifat open loop atau bisa di pakai bertransaksi di mana saja. Kekurangannya ketika dipakai bertransaksi di MRT Jakarta, sistem membutuhkan waktu lebih lama untuk mengidentifikasinya.
Hal ini dirasakan oleh Yunita Amalia, karyawan swasta asal Bekasi. Ia bercerita kerap menggunakan MRT Jakarta dan sering mendapati antrean panjang di Stasiun MRT Dukuh Atas BNI saat jam sibuk. Antrean panjang ini karena Dukuh Atas menjadi kawasan berorientasi transit yang menghubungkan sejumlah moda transportasi: MRT, LRT Jabodebek, dan Transjakarta. “Pernah antre sampai 10 menitan,” katanya saat dihubungi, Senin, 10 Juni 2024.
Menurut Yunita, kecepatan transaksi di gate passenger di stasiun-stasiun MRT masih terbilang lama. Terlebih baginya yang memakai kartu uang elektronik keluaran salah satu bank swasta. “Apalagi kalau gak semua gate beroperasi, atau ada yang error,” katanya.
Pengalaman berbeda ia rasakan saat dinas luar negeri ke Korea Selatan, bulan lalu. Selama berada di Negeri Ginseng itu, MRT menjadi salah satu moda transportasi yang ia pilih untuk berpergian.
Berbeda dengan di Jakarta, Yunita menuturkan tak melihat antrean panjang di stasiun-stasiun MRT di Korea Selatan meski di jam sibuk dan ramai pengunjung. Waktu yang ia butuhkan untuk tap in kartu uang elektronik juga cepat. “Gak sampai sedetik,” katanya.
Ia juga menyaksikan sejumlah warga yang hanya menggunakan ponselnya alias tanpa tap kartu untuk bisa melewati gate passenger.
Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud mengakui kelebihan sistem pembayaran di Korea Selatan. Farchad menjelaskan MRT di Korea Selatan bahkan sudah menerapkan gate Bluetooth low energy (BLE) dengan metode Bluetooth In Bluetooth Out (BIBO) sebagai pengganti metode Tap In Tap Out.
Selain sistem Bluetooth, Farchad berujar, layanan MRT di Korea Selatan sudah menerapkan berbagai model pembayaran lain seperti menggunakan kartu kredit atau debit, via aplikasi, teknologi NFC/RFID di smartphone dan smart watch.
“Ini berhasil memecahkan masalah mass queue bagi para pelanggannya,” kata Farchad dalam workhsop Transformasi Digital Media Pembayaran MRT Jakarta, Senin, 27 Mei 2024.
Ia berharap ke depan layanan MRT Jakarta bisa menirunya. Tantangan dari sistem BIBO ini adalah bagaimana MRT Jakarta dan mitra aplikasi pembayaran mendapat tingkat keterpercayaan yang tinggi dari publik karena uang pelanggan sudah otomatis terpotong begitu dia melewati gate. “Sistem trust-nya tinggi,” kata dia.
Sedangkan untuk pembayaran berbasis server (mobile apps), MRT Jakarta mengklaim pengguna yang menggunakan model transaksi ini mengalami kenaikan pascapandemi Covid-19. Namun, jumlahnya masih 19 persen dari total pelanggan MRT Jakarta.
Tak hanya di Korea Selatan, MRT Jakarta juga mengakui kelebihan sistem transaksi di MRT Jepang. Dalam workshop tersebut Farchad menayangkan video keadaan di Kannai Station JR East saat penumpang MRT membludak akibat ada event pertandingan baseball, tapi tak ada antrean di gate.
“Ke depan speed is the essence. Standar kami 0,3 detik, tapi pembacaan kartu uang elektronik (butuh waktu) 1-4 detik,” katanya.
Akhir Tahun Naik MRT Jakarta Bisa Pakai kartu Kredit
MRT Jakarta kini menggandeng Mastercard untuk memperluas model pembayaran mereka dan agar lebih menjangkau pelanggan dari berbagai latar belakang, terutama wisatawan asing.
Kerja sama ini juga selaras dengan target MRT Jakarta untuk mempercepat antrean di gate dan meningkatkan interoperabilitas sistem pembayaran. “Ke depan kami ingin meningkatkan customer experience dengan cara interoperability dan seamless transaction,” kata Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud.
Vice President Business Development Mastercard Indonesia Farid Ahmad mengatakan akhir tahun ini pemilik kartu kredit Mastercard bisa menggunakannya untuk alat pembayaran di MRT Jakarta. "Targetnya akhir tahun ini mulai uji coba," kata Farid di forum yang sama.
Farid mengklaim pengguna kartu kredit Mastercard akan lebih dimudahkan karena tak harus membeli kartu uang elektronik--bagi yang baru mencoba MRT Jakarta pertama kali--atau mengisi saldo.
Ia mengklaim penggunaan kartu kredit untuk pembayaran tarif angkutan umum bisa meningkatkan minat publik untuk beralih ke transportasi publik. Hal ini, kata dia, terlihat di London dan Singapura.