Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Orkestra Rini Mengganti Direksi

Perombakan direksi Garuda sudah dibicarakan sejak jauh hari. Kementerian Badan Usaha Milik Negara bolak-balik berdiskusi dengan Ari Askhara mengenai Garuda.

14 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perombakan direksi Garuda sudah dibicarakan sejak jauh hari. Kementerian Badan Usaha Milik Negara bolak-balik berdiskusi dengan Ari Askhara mengenai Garuda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIGA jam setelah rapat umum pemegang saham selesai, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengumpulkan direktur baru di kantor Asosiasi Pilot Garuda di Cengkareng, Jakarta. Di sana, I Gusti Ngurah Askhara, yang biasa dipanggil Ari Askhara, bersama direktur lain, berhadapan langsung dengan sepuluh pengurus Serikat Karyawan Garuda dan Asosiasi Pilot Garuda. "Pak Ari menyampaikan untuk berkomunikasi terbuka dan siap menerima masukan," kata Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Tommy Tampatty kepada Tempo, Kamis pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seusai pertemuan itu, Ari bergegas melakukan inspeksi mendadak ke gudang kargo. Ditemani Direktur Personalia yang baru, Heri Akhyar, kapten anyar perusahaan maskapai pelat merah tersebut mengecek akurasi timbangan barang. Gaya blusukan Ari pada malam pertamanya sebagai Direktur Utama Garuda menggantikan Pahala Nugraha Mansury itu membuat karyawan bergairah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kini serikat pekerja dan pilot perusahaan maskapai pelat merah ini tidak mau lagi ribut-ribut dan mengancam akan mogok kerja seperti pada Mei lalu. Menurut Tommy, pendekatan komunikasi yang dipakai Ari membuat karyawan yakin Garuda bisa kembali kinclong dari segi finansial dan layanan kepada konsumen.

Ari memang menyoroti soal perbaikan hubungan antara direksi dan karyawan di bawah kepemimpinannya. Dalam tanya-jawab dengan wartawan seusai rapat umum pemegang saham, ia menyatakan akan membuat program yang memanusiakan karyawan. "Membuat pegawai Garuda happy tanpa harus menaikkan remunerasi," katanya.

Ari mengakui ada komunikasi yang tak lancar antara direksi dan karyawan sejak tahun lalu. Sejak 2017, Serikat Karyawan Garuda memprotes kebijakan direksi, seperti penggeseran jam kerja dan pengubahan sistem operasi maskapai dengan otomatisasi, juga susunan direksi yang dinilai terlalu gemuk. Menjelang Idul Fitri lalu, karyawan makin naik pitam dan mengancam akan mogok kerja.

Konflik ini kemudian dimediasi Kementerian Koordinator Kemaritiman pada awal Juli. Deputi Bidang Koordinasi Kementerian Koordinator Kemaritiman Purbaya Yudhi Sadewa menjabat ketua satuan tugas dengan anggota perwakilan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Menurut Purbaya, hasil diskusi satgas digunakan Kementerian BUMN untuk mengambil keputusan berikutnya.

Tommy Tampatty mengatakan Serikat Karyawan dan Asosiasi Pilot Garuda meminta Menteri BUMN Rini Soemarno mengevaluasi kinerja direksi di bawah kepemimpinan Pahala dan mengganti direksi jika diperlukan. Mereka menilai kualitas direksi saat itu tak mumpuni. Namun Tommy membantah kabar bahwa Serikat Karyawan menyodorkan nama calon direktur utama kepada Menteri BUMN. "Yang penting harus orang yang memahami bisnis proses penerbangan."

Kasak-kusuk pencopotan Pahala Mansury sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia makin santer menjelang rapat umum pemegang saham (RUPS), yang diselenggarakan pada Rabu, 12 September lalu. Beberapa hari sebelumnya, Pahala menyatakan siap diganti dan menerima penugasan apa pun dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham dwiwarna di Garuda. "Kalau sudah ditugasi, harus siap diganti," ujarnya, Senin pekan lalu.

Seorang pejabat badan usaha milik negara mengungkapkan, Pahala sudah lama meminta waktu berdiskusi dengan Menteri BUMN mengenai masalah di Garuda. Pesan WhatsApp dari Pahala kepada Rini, kata pejabat itu, jarang berbalas. Mei tahun lalu, Pahala pernah meminta personel tambahan untuk mengisi jabatan Direktur Operasional serta Direktur Teknik dan Pemeliharaan, yang dihapus dalam RUPS April 2017. "Awalnya enggak dikasih. Begitu diberi, kualitasnya di bawah ekspektasi," katanya. Akibatnya, muncul protes di lingkup internal karena pengangkatan direktur itu dianggap ilegal lantaran dilakukan di luar RUPS.

Pahala bergeming ketika dimintai konfirmasi mengenai hal ini. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo membantah kabar bahwa Rini mengabaikan pesan Pahala. "Pak Pahala bukan tipe seperti itu," tutur Gatot. "Bu Menteri pun selalu mengajak diskusi, bahkan sering mengundang kalau dibutuhkan."

Gatot justru memuji kinerja Pahala, yang berhasil menurunkan 60 persen angka kerugian semester pertama tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain itu, Pahala dianggap sukses melakukan efisiensi. "Enam bulan cukup berhasil meski di tengah kenaikan harga avtur dan anjloknya nilai tukar rupiah."

Kementerian BUMN tetap mengganti Pahala, satu paket dengan direktur BUMN lain. Menurut Gatot, Kementerian BUMN tak terlalu menyoroti hubungan komunikasi direksi dengan karyawan Garuda sebagai alasan kuat pencopotan Pahala. Justru yang dilihat adalah potensi Pahala untuk membenahi perusahaan lain. "Orkestra yang dilakukan Bu Rini, kalau dilihat kinerja masing-masing, sudah terbukti bagus," ucap Gatot.

Kepada sejumlah direktur utama badan usaha milik negara, Ari Askhara pernah mengungkapkan rencana kepindahannya dari PT Pelindo III ke PT Garuda Indonesia Tbk sekitar dua bulan lalu. Informasi itu ia sampaikan dalam pertemuan para direktur utama BUMN dengan Menteri Rini Soemarno di rumah pribadi Rini di Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Seorang pejabat yang hadir dalam pertemuan itu menceritakan ulang peristiwa tersebut kepada Tempo. Ari membenarkan info bahwa rencana pengangkatannya sebagai bos baru Garuda sudah lama didiskusikan. "Bukan kabar, tapi diskusi biasa," kata Ari dalam pesan WhatsApp, Rabu pekan lalu.

Gatot menyebutkan perombakan direksi Garuda, juga Pertamina dan Danareksa, telah ditetapkan jauh sebelum RUPS masing-masing digelar. "Sebelum pertemuan di Ciawi, kami sudah tiga kali berbicara dengan Pak Ari."

Ari semula menjabat Direktur Utama Pelindo III dan pernah menjadi Direktur Keuangan Garuda Indonesia saat dipimpin Arif Wibowo. Ari dipindah menggantikan Pahala Mansury, yang kemudian menjadi Direktur Keuangan Pertamina menggantikan Arief Budiman. Arief Budiman menggantikan Heru Adiningrat di posisi Direktur Utama PT Danareksa (Persero). Penggantian direksi Pertamina dan Danareksa diumumkan sehari setelah RUPS Garuda.

Kementerian BUMN menginginkan Ari merenegosiasi kontrak pembelian pesawat agar layak bersaing. Pemerintah juga berharap Ari bisa menekan kerugian Garuda, yang sempat membengkak karena pembayaran pengampunan pajak.

Adapun Pahala diberi tugas merapikan keuangan Pertamina di tengah kenaikan harga minyak dunia. Menurut Gatot Trihargo, rotasi ini sesuai dengan keinginan Pahala. "Dia ingin ditugasi di bidang riil, tak mau lagi di keuangan karena sudah puas memimpin Bank Mandiri."

Arief Budiman digadang-gadang mampu menyukseskan rencana pembentukan holding perbankan. Holding ini membawahkan Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, Jalin Pembayaran Nusantara, Pegadaian, Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, dan Permodalan Nasional Madani. Gatot menilai pengalaman Arief di lembaga konsultan McKinsey sangat berguna dalam memimpin Danareksa. "Beliau juga ingin jadi orang nomor satu supaya bisa mengarahkan."

Putri Adityowati, Caesar Akbar


Laporan Keuangan Garuda Indonesia Semester I 2018
Kas dan setara kas : US$ 301,8 juta
Total aset : US$ 4,01 miliar
Liabilitas jangka pendek : US$ 2,30 miliar
Liabilitas jangka panjang : US$ 887,9 juta
Ekuitas : US$ 819,3 juta

Pendapatan operasi : US$ 1,99 miliar
Penerbangan berjadwal : US$ 1,70 miliar
Penerbangan tidak berjadwal : US$ 32,2 juta
Lainnya : US$ 262,6 juta

Beban usaha : US$ 2,14 miliar
Operasi penerbangan : US$ 1,29 miliar
Pemeliharaan dan perbaikan : US$ 208,5 juta
Bandar udara : US$ 198,7 juta
Tiket, penjualan, dan promosi: US$ 152,8 juta
Pelayanan penumpang : US$ 145,7 juta
Administrasi umum : US$ 115,4 juta
Operasi hotel : US$ 15,1 juta
Operasi transportasi : US$ 13,1 juta
Operasi jaringan : US$ 7,05 juta

Rugi bersih : US$ 113,9 juta

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus