Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Oyo Hotels mengumumkan akan memangkas 600 pekerjaan di departemen korporat dan teknologinya, atau sekitar seperenam dari total karyawannya.
Dilansir dari Bloomberg pada Minggu 4 November 2022, juru bicara Oyo hanya menyebutkan angka pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, tidak memberi kejelasan lebih lanjut terkait pemotongan atau restrukturisasi di masa depan.
SoftBank Group Corp. yang merupakan pemegang saham terbesar di perusahaan pemesanan hotel tersebut tentu akan terkena dampaknya.
Baca: OYO Indonesia Rampungkan 80 Persen Refund Pengguna
Oyo yang memiliki 3.700 karyawan sebelum pengurangan melaporkan kerugian sebesar 3,33 miliar rupee (US$41 juta) untuk kuartal yang berakhir September, lebih kecil dari 4,14 miliar rupee pada kuartal sebelumnya, sehingga pendapatan sedikit berubah sekitar 14,5 miliar rupee.
Oravel Stays Ltd., perusahaan yang lebih akrab disapa Oyo merupakan perusahaan yang telah menargetkan penawaran umum perdana pada awal 2023.
Bersama dengan target itu, Oyo mengajukan dokumen IPO awal pada 2021, hanya untuk mengesampingkan rencana pencatatan awal tahun ini setelah pandemi yang berkepanjangan menghambat pertumbuhan dan memaksa perusahaan untuk memotong ribuan pekerjaan.
Pada kuartal terakhir, startup mengurangi biaya pemasaran serta biaya karyawan dan administrasi, akhirnya saat ini berfokus pada negara India, Malaysia, Indonesia dan Eropa setelah mengurangi operasi di pasar yang sebelumnya dianggap penting, seperti Amerika Serikat (AS) dan China.
BISNIS
Baca: Okupansi Anjlok, 50 Persen Karyawan OYO Indonesia Kena Dampaknya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini