Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pajak Digital Berlaku, Berapa Potensi PPN Netflix per Tahun?

Penerimaan PPN dari Netflix per tahunnya diperkirakan bisa mencapai Rp 110 miliar.

8 Juli 2020 | 10.27 WIB

Aplikasi Netflix pada perangkat seluler. Kredit: ANTARA/Arindra Meodia
Perbesar
Aplikasi Netflix pada perangkat seluler. Kredit: ANTARA/Arindra Meodia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen atas transaksi digital enam perusahaan global, termasuk Netflix International B.V.telah diketok palu. Lalu,  berapa kira-kira setoran PPN yang bakal diterima pemerintah dari perusahaan yang berbasis di Amsterdam, Belanda tersebut?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pada Juli 2016, perusahaan riset dan statistik yang berbasis di Hamburg, Jerman, Statista GmBh, mengungkapkan pendapatan streaming Netflix dari Indonesia pada tahun ini diperkirakan mencapai US$ 76,63 juta atau sekitar Rp1,1 triliun. Bila proyeksi benar maka setoran PPN bisa mencapai sekitar Rp 110 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di Indonesia, Netflix menawarkan berbagai variasi harga untuk tayangan digital mereka. Paket ponsel dijual dengan harga Rp4 9.000 per bulan, Paket Dasar sebesar Rp 109.000 per bulan, Paket Standar sebesar Rp 139.000 per bulan dan Paket Premium dengan harga 169.000 per bulan.

Data Statista, Netflix memiliki 481.450 pelanggan di Indonesia pada 2019. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi 906.800 pada 2020.  Artinya, perkiraan terendah (asumsi data 2019), pendapatan Netflix berkisar antara Rp 23,59 miliar hingga Rp 81,36 miliar per bulan, atau Rp 283,08 miliar hingga Rp 976,32 miliar per tahun. Dengan demikian potensi PPN dari Netflix sedikitnya berkisar antara Rp 28,3 miliar hingga Rp 97,6 miliar per tahun.

Jika proyeksi Statista bahwa pelanggan Netflix di Indonesia pada tahun ini akan menembus 906.800 pelanggan, maka jumlah tersebut akan naik tajam. Asumsinya, pendapatan Netflix akan berada di rentang Rp 44,43 miliar hingga Rp 153,25 miliar per bulan, atau Rp 533,16 miliar hingga Rp 1,84 triliun. Walhasi potensi PPN akan berkisar antara Rp 53,32 miliar hingga Rp 184 miliar per tahun.

Padahal, proyeksi Statista itu berdasarkan survei pada 2016. Sementara, pada awal tahun ini, permintaan akan tontonan secara streaming semakin banyak. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia yang memaksa masyarakat diam di rumah dan mencari hiburan dari rumah saja.

 

Sementara itu, Lembaga Penyedia Informasi Comparitech yang berbasis di Inggris menggungkap bahwa Australia menjadi negara di luar AS dengan jumlah pelanggan Netflix terbanyak. Diperkirakan pelanggan Netflix di negeri Kanguru ini mencapai 14,4 juta pelanggan pada akhir 2019.

Untuk Inggris, Comparitech memperkirakan pelanggan Netflix mencapai 12,5 juta, dan Brazil sebanyak 10,9 juta, disusul dengan Kanada dengan pelanggan sebanyak 8,1 juta. Di luar kelima negara itu, lima negara lainnya yang termasuk ke dalam 10 negara terbesar pelanggan Netflix di luar AS adalah Jerman, Prancis, Spanyol, Jepang, Belanda dan Mexico.

Statista pada Februari 2020 mengungkapkan bila ditengok dari sisi wilayah, Kawasan Asia Pasifik (termasuk Indonesia) hanya berjumlah 16,23 juta pelanggan dari jumlah pelanggan Netflix global pada 2019. Kendati demikian, Statista mengungkapkan bahwa di kawasan itu, pada rentang 2017 hingga 2019, pelanggan perusahaan layanan streaming video itu telah melonjak tiga kali lipat.

BISNIS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus