Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kediri - Setelah LPG 3 kg sempat langka selama beberapa waktu, sejumlah pangkalan elpiji di Kediri mendapat tambahan pasokan dari Pertamina. Saat ini antrean masyarakat yang hendak membeli bahan bakar subsidi tersebut tak lagi tampak di pangkalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nur Aliyah, pemilik pangkalan LPG di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri mengatakan pasokan LPG melon saat ini sudah berlimpah. Bahkan selama tiga hari terakhir ia menolak kiriman dari agen LPG Pertamina. “Sekarang kiriman dari agen sudah berlebih, sekali kirim bisa 400 – 600 tabung,” kata Nur kepada Tempo, Kamis, 3 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini berbanding terbalik dengan dua pekan lalu saat pasokan dan kebutuhan LPG subsidi tidak seimbang. Menurut Nur Aliyah, melonjaknya kebutuhan LPG subsidi terjadi karena beberapa hal.
Ia mencontohkan pengiriman LPG subsidi dari agen Pertamina berhenti di tanggal merah. Sementara kebutuhan masyarakat di bulan Juni – Juli (bulan Besar bagi masyarakat Jawa) sangat tinggi akibat banyaknya hajatan.
Menurut Nur, pasokan LPG dari Pertamina kala itu cukup sedikit. Jika biasanya pangkalan miliknya mendapat pasokan tiga kali dalam sepekan, dikurangi menjadi dua kali saja. “Itu pun jumlahnya sangat sedikit. Ada pangkalan yang terima 30, 40, dan 60 tabung sekali pengiriman. Tempat saya masih untung dapat 100 tabung meski jauh dari kebutuhan masyarakat,” ujar Nur.
Hal ini berdampak pada kelangkaan LPG subsidi di tingkat pengecer, hingga berujung pada kenaikan harga. Menurut Nur, pengecer menaikkan harga LPG 3 kilogram hingga Rp 25.000 per tabung. Jauh di atas harga pangkalan sebesar Rp 16.000.
Kondisi ini membuat masyarakat berbondong-bondong memburu LPG subsidi ke pangkalan. Akibatnya terjadi antrean yang sangat panjang di seluruh pangkalan, termasuk milik Nur Aliyah.
ASN Dilarang Beli LPG 3 Kg
Kelangkaan LPG subsidi di masyarakat membuat Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengeluarkan kebijakan yang intinya melarang ASN membeli LPG berwarna melon tersebut. Dhito meminta aparatur pemerintah tidak menggunakan LPG subsidi yang diperuntukkan masyarakat miskin.
“Saya mengimbau kepada para ASN Pemerintah Kabupaten Kediri untuk tidak menggunakan LPG 3 kilogram karena itu bersubsidi,” kata Dhito saat menyerahkan SK pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) akhir pekan lalu.
Selain ASN, larangan menggunakan LPG 3 kilogram juga berlaku untuk anggota TNI, Polri, dan delapan usaha yang diatur dalam Surat Edaran Dirjen Migas No. B-2461/MG.05/DJM/2022. Delapan kelompok usaha tersebut adalah restoran, hotel, usaha binatu, usaha batik, usaha tani tembakau, usaha jasa las, usaha pertanian dan usaha peternakan.
Selanjutnya: Dari penelusuran Dhito di sejumlah pangkalan...
Dari penelusuran Dhito di sejumlah pangkalan, kekosongan tabung terjadi akibat tingginya kebutuhan masyarakat untuk hajatan. Selain itu penggunaan tabung melon untuk kebutuhan peternakan ayam dan pertanian turut mendongkrak kebutuhan ini.
Di kalangan peternak, tabung LPG dipergunakan untuk mengatur suhu kandang di musim dingin saat ini. Sedangkan bagi petani, LPG 3 kilogram diperuntukkan sebagai penggerak mesin penyedot air sebagai pengganti solar.
Tambahan 1 Juta Tabung
Belakangan Pertamina Patra Niaga Jawa Timur Bali Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menambah pasokan LPG bersubsidi 3 kg sebanyak satu juta tabung. Hal ini untuk mengantisipasi kelangkaan LPG yang diduga akibat panic buying.
Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan tambahan pasokan ini untuk menambah stok LPG 3kg di 31.462 pangkalan resmi Pertamina di Jawa Timur. “Tambahan pasokan ini diharapkan memberikan rasa tenang masyarakat dan meredakan isu (kelangkaan) LPG di beberapa kota/kabupaten di Jawa Timur,” ujar Ahad dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kamis, 27 Juli 2023.
Penambahan 1.023.511 tabung gas melon ini dilakukan selama periode 25 – 31 Juli 2023. Tabung tersebut disebar di seluruh kota/kabupaten di Jawa Timur dengan jumlah bervariasi. Menurut data Pertamina, distribusi terbesar berada di Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang.
Penambahan pasokan tabung LPG di enam kabupaten tersebut mencapai 100 persen dari rata-rata konsumsi harian masyarakat. Sedangkan Kabupaten Tulungagung tercatat paling sedikit mendapat tambahan pasokan, yakni 27,6 persen atau setara 12.880 tabung.
Kebutuhan konsumsi LPG harian terbesar terjadi di Kota Surabaya, yakni 130.883 tabung per hari. Untuk mengatasi kelangkaan LPG, Pertamina memasok 55.440 tabung atau 42,4 persen dari kebutuhan harian.
“Seluruh kota atau kabupaten se-Jawa Timur mendapatkan tambahan pasokan LPG, namun jumlahnya berbeda-beda sesuai dengan peningkatan permintaan di wilayah masing-masing,” tutur Ahad.