Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pastikan Bersama Rosneft Garap Kilang Tuban, Pertamina: Dalam Progres Penyiapan Dokumen Final

Pertamina masih bersama Rosneft untuk melaksanakan proyek pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban atau Kilang Tuban.

7 Oktober 2023 | 15.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Hermansyah Y. Nasroen memastikan pihaknya masih bersama Rosneft untuk melaksanakan proyek pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban atau Kilang Tuban.

Sebelumnya, perusahaan asal Rusia tersebut diisukan batal melanjutkan proyek strategis nasional (PSN) itu lantaran terdampak kondisi geopolitik.

"Saat ini GRR Tuban dalam progres penyiapan dokumen final investment decision (FID)," kata Hermansyah melalui pesan WhatsApp kepada Tempo, Sabtu, 7 Oktober 2023. "Secara paralel juga sedang dalam proses persiapan pemilihan pelaksana pekerjaan EPC (engineering, procurement, construction) GRR Tuban untuk mendukung fase konstruksi."

Isu hengkanya Rosneft dari proyek Kilang Tuban sempat disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Meski tak secara terang-terangan menyebut Rosneft hengkang, Airlangga mengatakan diminta mencari investor baru lantaran investor dari Rusia itu menghadapi blokade dan persoalan ekonomi akibat konflik geopolitik. 

Kendati begitu, Airlangga memastikan PSN tersebut masih terus berjalan. "Karena project masih (ada), cuma partner harus dicarikan," kata Airlangga dalam konferensi pers di Istana Negara pada Kamis, 5 Oktober 2023, dikutip Tempo dari YouTube Sekretariat Presiden. 

Adapun PSN Kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft. Kilang tersebut dibangun dengan kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu per barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter bahan bakar minyak per hari untuk jenis gasoline dandiesel. Kilang tersebut juga disebut akan menghasil 4 juta liter avtur per hari, serta petrokimia sebesar 4,25 juta ton per tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi sebelumnya menilai PT Pertamina (Persero) seharusnya mampu membangun kilang Tuban, Jawa Timur, secara mandiri. Hal ini menyusul kondisi sulit yang dihadapi Rosneft, investor asal Rusia yang bekerjasama dalam proyek tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selanjutnya: "Saya lebih pilih Pertamina secara mandiri,..."

"Saya lebih pilih Pertamina secara mandiri, membangun (kilang) sendiri. Saya yakin bisa," katanya dihubungi.

Fahmy juga sangat menyayangkan jika pembangunan kilang Tuban harus terhambat karena kondisi Rusia yang tengah mendapat sanksi atas perang di Ukraina. Sebab, Rosneft atau Rossiyskaya neft Oil Company bersama PT Pertamina (Persero) telah membentuk perusahaan patungan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) untuk pendirian Kilang Tuban pada November 2017 lalu.

Selain itu, Fahmy menilai akan sulit pula jika Pertamina harus mencari mitra baru, lantaran tren konsumsi bahan bakar minyak (BBM) fosil kini semakin menurun seiring dengan kesadaran akan penggunaan energi yang lebih bersih. Ia menyebut investasi kilang kini sudah tidak menarik di mata investor.

"Tapi ada kebutuhan bagi Pertamina karena ketergantungan impor BBM itu besar. Kalau kita memiliki fasilitas kilang yang memadai, barangkali dapat mengurangi ketergantungan (BBM)," ucap Fahmy.

Pembangunan kilang Tuban, menurut dia, juga tidak bisa dibantu oleh dana pemerintah atau APBN karena tidak layak dan pendanaan pemerintah akan sangat membebani negara. Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar Pertamina bisa mencari pendanaan secara eksternal lewat penerbitan surat utang atau bond.

Nilai investasi proyek kilang Tuban mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun. Kilang dengan kapasitas pengolahan 300.000 barel per hari itu diperkirakan dapat menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.

RIRI RAHAYU | ANTARA

Pilihan Editor: Profil Pontjo Sutowo yang Lawan Pemerintah dalam Sengketa Hotel Sultan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus