Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang sekaligus Wakil Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Billy Haryanto menyebut beras dari Perum Bulog ramai peminat di kalangan pedagang. Pasalnya harga beras tersebut jauh lebih murah dibandingkan harga saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sekarang ini kaget makanya beras Bulog ini primadona. Ngantre karena murah," ujar Billy saat ditemui di Gudang Bulog, Jakarta Utara pada Jumat, 13 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan harga beras umum sebesar Rp 11.000 per kilogram. Sedangkan harga beras Bulog Rp 8.300 per kilogram. Sehingga ada selisih yang cukup besar, hampir Rp 3.000 per kilogram.
Selain itu, menurutnya, kualitas beras Bulog kali ini jauh lebih baik dari biasanya. "Saya dagang sudah 15 tahun, ingat baru kali ini beras Bulog bagus. Apalagi timbangannya, dulu-dulu kan timbangan biasa dikurangin," kata Billy.
Namun ia mengeluhkan stok beras Bulog yang datang ke Pasar Induk Cipinang sebelumnya sedikit atau di bawah total permintaan pedagang. Bahkan, kata dia, stok di pasar tersebut sempat kosong sebelum Bulog melakukan impor Desember lalu. Kondisi itu yang mengerek harga beras di Jabodetabek.
Saat ini pun, kata dia, harga beras masih tinggi di tingkat pedagang. Namun Bulog telah sepakat memasok beras ke Pasar Induk Beras Cipinang sebanyak 5.000 ton per minggu. Sehingga pedagang bisa menjual beras dengan harga yang lebih murah.
Billy mengaku akan menjual beras Bulog itu ke ritel dengan kemasan per 50 kilogram. Harga yang ia kenakan bervariasi, dari Rp 9.000 per kilogram sampai Rp 9.500 per kilogram.
Dalam kesempatan yang sama, Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan beras yang digelontorkan Bulog berasal dari Cadangan beras pemerintah (CBP). Ia mengaku telah menugaskan Bulog untuk menggelontorkan stok CBP ke wilayah Jabodetabek sebanyak 35.000 ton.
"Sekarang stok beras di Kelapa Gading (gudang Bulog) ini ada 40.000 ton. Sudah keluar sekitar 4.000 atau 6.000 ton. Jadi ada sekitar 35.000 untuk stabilisasi di Jabodetabek," kata Arief.
Ia menuturkan 35.000 beras tersebut berasal dari beras impor dan beras hasil panen petani dalam negeri. Bulog akan menyalurkan beras tersebut dengan harga Rp 8.300 hingga Rp 8.900 per kilogram. Kemudian pedagang menjual ke konsumen dengan harga maksimal Rp 9.450 per kilogram.
Penyaluran CBP ini dilakukan melalui proses Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Prosesnya, kata Arief, akan diawasi oleh Satgas Pangan dan Kementerian Perdagangan.
Selain soal harga, stok di pedagang juga akan diawasi agar tidak terjadi penimbunan. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, beras di pedagang hanya boleh maksimal sebesar tiga kali lipat stok dari pembelian.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.