Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceuticals akan memasuki uji klinis fase ketiga pada pekan kedua Juni mendatang. Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito mengatakan vaksin ini telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saat ini Unair dan Biotis sedang menyelesaikan tahap akhir fase kedua dan akan segera memasuki fase ketiga,” katanya dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa, 31 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fase ketiga bakal menguji kekebalan vaksin terhadap virus Covid-19 dengan jumlah sampel yang lebih besar ketimbang fase kedua. Sebelumnya, tim peneliti menghitung uji coba Vaksin Merah Putih untuk fase ketiga bakal melibatkan 3.500 relawan atau peserta.
Penny menjelaskan penyelesaian tahap uji klinis fase ketiga bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnnya. Dia mengestimasikan fase ketiga akan selesai pada Agustus.
Percepatan ini, kata Penny, didorong oleh penggunaan metogologi baru untuk penelitian yang mengacu pada metode yang dikembangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan National Regulatory Agencies (NRAs). “Ada metodologi baru, bisa menggunakan percepatan seperti tidak perlu efikasi,” kata Penny.
Selain vaksin Merah Putih, Penny membeberkan kemajuan Vaksin Sarcov 2 yang sedang dikembangkan PT Bio Farma (Persero) dengan Baylor College Medicine. “Bio Farma dengan Baylor telah mengembangkan dua jenis vaksin, yakni yang dengan ajuvan alum dan ajuvan alum CPG,” ucap Penny.
Sama seperti Vaksin Merah Putih, vaksin produksi Bio Farma bakal segera memasuki tahap ketiga pengujian. Adapun kini vaksin Covid-19 di dalam negeri telah mendapatkan sertifikasi halal seiring dengan pengembangannya.
Daftar vaksin covid-19 yang telah memperoleh seritfikat halal ialah Sinovac, Bio Farma, Zifivax, dan vaksin Merah Putih. “Sejauh ini BPOM akan terus mendampingi pengembangan vaksin, mulai pengampingan, riset, sampai preklinik yang merupakan tahapan sangat penting tidak bisa dilompati,” katanya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.