BEBERAPA petugas keamanan dari petugas Laksusda Jaya, berpakaian
sipil, masih nampak menjaga pabrik Fairchild di Cibubur. Padahal
tanggal 23 Maret itu suasana di pabrik pembuat komponen
alat-alat elektronik (semi conductor.) tersebut sudah mulai
reda, setelah hampir seminggu dilanda pemogokan 5.000 buruh yang
sebagian terbesar wanita.
Di lantai II ruangan kantor perusahaan PMA Amerika Serikat
Senin pagi itu, para direksi sedang berunding dengan wakil-wakil
buruh. Berkendaraan 2 buah mobil hari itu juga datang utusan
FBSI, masing-masing utusan DPP dan Pengda Serikat Buruh
Elektronika FBSI DKI. Pihak pengusaha diwakili oleh Dir-Ut
Fairchild, Horst Muenzenberg dan Manajer Personalia, Theo
Sonner. "Direksi Fairchild berjanji akan mempertimbangkan
permintaan buruh," kata R.N. Sugito, Ketua SB Elektronika FBSI
DKI, begitu selesai perundingan.
Tuntutan buruh meliputi perbaikan upah, status buruh, penegasan
hari kerja dan jaminan sosial. Beberapa buruh menyebutkan sejak
Horst Muenzenherg menggantikan J. Larry Smart tahun lalu,
perubahan-perubahan yang merisaukan buruh mulai muncul. Upah
turun sekitar 16%. Hampir setahun jadi buruh harian terus
menerus tanpa kenaikan. Hari Sabtu dinyatakan libur. Sedangkan
yang terpaksa bekerja hari itu tak mendapat upah lembur. Jaminan
kesehatan hanya diberikan 6 hari setahun.
Pihak pengusaha mengatakan tindakan itu diambil karena keadaan
perekonomian lesu. Tapi buruh tak mau menerimanya. Drama
pemogokan itu mula-mula ditujukan sebagai pernyataan setia kawan
mereka terhadap aktivis Basis Serikat Buruh yang dipecat di
pabrik tersebut. Tapi kemudian merembet ke soal-soal yang
menyangkut masalah upah dan jaminan sosial, sekalipun aktivis
buruh tersebut sudah dipekerjakan kembali beberapa hari
kemudian.
Pemogokan hari pertama yang berlangsung 16 Maret samasekali
melumpuhkan pabrik pembual komponen komputer, televisi dan radio
itu. Namun suasana tetap terkendali. Tingkah laku ribuan wanita
yang memprotes majikannya itu sempat juga memancing penduduk di
sekitar pabrik di Cibubur, di Jalan Raya Bogor KM 27, untuk
datang menonton. Ada yang berteriak-teriak menuntut perbaikan
nasibnya seraya membopong anak. Ketika buruh-buruh wanita itu
ramai-ramai mengempeskan ban mobil pimpinan perusahaan, nampak
pihak keamanan agak kikuk untuk bertindak.
Belum jelas bagaimana keputusan pimpinan Fairchild atas tuntutan
buruhnya. Hanya anjuran yang disampaikan Kanwil Ditjen
Binalindung Tenaga Kerja DKI Jakarta kepada perusahaan tersebut
nampaknya sedikit banyak memberikan kepuasan bagi buruh.
Misalnya disebutkan pengusaha boleh mengurangi waktu kerja
dari 6 menjadi 5 hari karena kelesuan yang dihadapi perusahaan.
Tapi kalau mempekerjakan buruh pada hari ke-6 dan 7 upah harus
diberikan sesuai dengan upah lembur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini