Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Karena Hujan Dan Tahan Harga

Pemasaran tembakau virginia eks Bojonegoro mengalami kemacetan. Disebabkan oleh masuknya tembakau jenis virginia dari Afrika, Filipina dan Muangthai. Panen kali ini kurang baik mutunya. (eb)

28 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBANYAK 30.000 bal tembakau Virginia eks Bojonegoro tertimbun di gudang. Padahal biasanya paling Iambat bulan Februari seluruh tembakau itu sudah habis terjual. Yang menderita kelihatannya pedagang. Sebab sampai bulan Desember yang lalu semua tembakau petani sudah dibeli para pengusaha pengoven dan pengumpul tembakau. Mandeknya pemasaran tembakau itu menurut para pedagang yang tergabung dalam Bakoppi (Badan Koordinasi Petani Pengoven Tembakau Pribumi) disebabkan masuknya tembakau jenis Virginia dari Afrika, Filipina dan Muangthai. "Saya dengar Gudang Garam saja sudah mengimpor 11.000 bal. Dan yang paling getol mengimpor adalah pabrik-pabrik rokok di Medan: sekitar 50.000 bal tembakau Virginia eks Muangthai dan Filipina," kata M. Soedjono, 60 tahun, bendahara Bakoppi. Kebutuhan tembakau Virginia saban tahun 300.000 bal. Dua ratus ribu bal dari jumlah itu datang dari Kabupaten Bojonegoro. Tapi karena berbagai pabrik rokok mengimpor jenis tembakau yang sama, maka sebagian dari tembakau Virginia-Bojonegoro tak sempat terjual habis. Pabrik rokok BAT tahun ini cuma membeli 75% Virginia-Bojonegoro, Gudang Garam 20%, Bentoel 20%. Djarum 40% sedangkan berbagai pabrik rokok di Medan hanya membeli 10%. Menurut Soedjono tembakau Virginia eks luar negeri itu tidak lebih unggul dibandingkan dengan yang Bojonegoro. Harganya malahan lebih mahal Rp 200 per kg dari tembakau Bojonegoro yang sekilonya Rp 800. "Cuma pembayarannya bisa dilakukan secara kredit," katanya. Mutu Apakah para pengusaha pabrik rokok mengimpor hanya karena pembayaran dengan sistem kredit atau ada sebab lain? Sebuah sumber dari kalangan pengusaha pabrik rokok besar di Ja-Tim menyebutkan panen Virginia-Bojonegoro tahun ini kurang baik mutunya. Hal ini juga dibenarkan oleh Abdullah Lumahaela, Ketua Lembaga Tembakau -- badan resmi di bawah Departemen Perdagangan dan Koperasi dan Departemen Pertanian yang menangani masalah produksi, pemasaran dan pengelolaan tembakau. "Kualitas tembakau Bojonegoro memang menurun karena Serangan hujan," katanya. Tapi ia juga melihat macetnya pemasaran tembakau Virginia-Bojonegoro itu disebabkan oleh sikap para pedagang. "Mereka suka menahan-nahan harga dan berspekulasi." Setiap pabrik rokok sebagaimana dikatakan Abdullah Lumahaela memiliki resep campuran sendiri. Jika bahan campuran itu tak tersedia dalam mutu yang baik, tak ada larangan untuk impor. Dan inilah yang dilakukan oleh beberapa perusahaan rokok. "Kami mengimpor Virginia untuk campuran dan jumlahnya tak sampai setengah dari jumlah pembelian Bojonegoro," kata Sujoso, salah seorang direktur Gudang Garam. Buat para pedagang tembakau, tumpukan tembakau di berbagai gudang itu rupanya cukup menggelisahkan. Lewat Bakoppi yang berdiri 12 Februari (persis pada saat mulai seretnya pemasaran Virginia) para pedagang akan bergerak menyelamatkan diri. Tanggal 17 Maret putra M. Soedjono yang bernama Ayatenan dan duduk sebagai sekretaris Bakoppi telah berada di Jakarta. Sebagai utusan organisasi pedagang tembakau itu, ia akan meminta pemerintah supaya mengendalikan impor tembakau Virginia. Kabarnya dia berniat menemui Presiden, Opstib Pusat dan DPR.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus