Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pengamat Transportasi Kritik Janji Anies Bangun Kereta Api di Kalimantan: Pakai Dana Siapa?

Pengamat transportasi mengkritik janji capres Anies Baswedan yang akan membangun kereta api di Kalimantan.

9 Desember 2023 | 16.16 WIB

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (tengah) memberikan pidato politik di pasar Minggu Bengkulu, Kota Bengkulu, Bengkulu, Rabu, 6 Desember 2023. Dalam kunjungan tersebut, warga dan pedagang berharap Anies Baswedan untuk menurunkan harga sembako serta biaya pendidikan dan kesehatan yang dinilai masih mahal jika terpilih nanti. ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi
material-symbols:fullscreenPerbesar
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (tengah) memberikan pidato politik di pasar Minggu Bengkulu, Kota Bengkulu, Bengkulu, Rabu, 6 Desember 2023. Dalam kunjungan tersebut, warga dan pedagang berharap Anies Baswedan untuk menurunkan harga sembako serta biaya pendidikan dan kesehatan yang dinilai masih mahal jika terpilih nanti. ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengkritik janji calon presiden atau capres Anies Baswedan yang akan membangun kereta api di Kalimantan. Ia mempertanyakan asal dana yang akan digunakan untuk membangun kereta api di Kalimantan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bila Anies ingin membangun kereta api di Kalimantan mau pakai dananya siapa? Kalau mau pakai dana APBN bisa saja tapi harus dilihat urgensinya. Apakah APBN kita cukup untuk bangun jaringan kereta api yang mahal di Kalimantan atau daerah lain," kata Deddy dalam keterangannya kepada Tempo pada Sabtu, 9 Desember 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia membandingkan dengan pembangunan Kereta Cepat Whoosh yang menggunakan dana dari China. "Karena kita saat ini bangun kereta api cepat juga hutang ke China dan membangun MRT juga hutang ke Jepang, mau bangun LRT Bali juga mau pakai dana Korea Selatan," katanya. 

Ia menyebut gagasan membangun kereta api di Kalimantan sebenarnya sudah digagas sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.  "Pembangunan kereta api di Kalimantan pada pemerintahan Jokowi belum terbangun karena tidak mau menggunakan dana APBN. Jokowi inginnya business to business atau B to B dengan skema BOT atau build operate transfer," ucap Deddy. 

Sebenarnya, kata Deddy, investor asal Rusia yaitu Russia Railway berminat untuk menggarap proyek ini. "Sudah kontrak dengan investor Rusia atau Rusia Railway, tapi batal karena kini konsesinya dijual lagi," katanya. 

Sebelumnya, calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan berjanji untuk membangun kereta api yang menghubungkan Banjarmasin hingga Banjarbaru di daerah Kalimantan Selatan.

Anies mengatakan mobilitas masyarakat antar kedua kota itu cukup tinggi. Pembangunan tersebut kata dia, akan menjadi prioritas untuk di wilayah Kalimantan Selatan.

"Yang tidak kalah penting adalah memastikan pembangunan infrastruktur ke berbagai wilayah di Kalimantan Selatan terjalin dengan baik," kata Anies saat berdialog dengan masyarakat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa, 5 Desember 2023. 

YOHANES MAHARSO | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus