Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Global Business Solutions, Asia Pacific, Middle East, Africa and Central Asia, TikTok Shant Oknayan mengungkapkan jumlah pengguna bulanan mencapai 325 juta di Asia Tenggara. Lebih dari 15 juta bisnis yang ada di Asia Tenggara, tuturnya, sudah menggunakan TikTok sebagai kanal penjualannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mereka telah menjadikan TikTok sebagai rumah bagi shoppertainment yang memberikan pengalaman berbelanja yang benar-benar unik bagi konsumen dan brand," kata Shant dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan pada Rabu, 5 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Shant kemudian merujuk pada studi berjudul TikTok Marketing Science Global Retail Path to Purchase. Berdasarkan penelitian tersebut, pengguna TikTok 1,5 kali lebih mungkin untuk membeli sesuatu yang mereka temukan di platform ini, dibandingkan dengan pengguna platform lain.
Dia menyebut TikTok lebih dipilih menjadi sumber untuk penemuan produk, tepatnya sebanyak 1.7x lipat dibanding platform lainnya. Menurut dia, hal tersebut terjadi lantaran TikTok telah menjadi platform yang mendorong kreativitas sehari-hari. Alhasil, tuturnya, kini TikTok telah melampaui tren populer atau nilai hiburan dan menjadi platform yang memiliki potensi besar untuk keperluan bisnis.
Lebih lanjut, Shant mengungkapkan sebanyak 81 persen pengguna TikTok menyatakan mereka akan berbelanja secara daring selama musim belanja tahun ini. Angka tersebut merujuk pada studi tentang perilaku konsumen selama Mega Sales di Asia Tenggara oleh Toluna untuk TikTok pada 2023.
Pengguna mencari konten yang autentik, video yang menginspirasi
Ia menjelaskan para pengguna mencari konten yang autentik, video yang menginspirasi, dan pengalaman berbelanja yang baik selama musim Mega Sales yang berlangsung dari September hingga akhir tahun di Asia Tenggara. Periode tersebut mencakup beberapa hari libur dan perayaan lokal dan regional.
TikTok akhirnya menyelenggarakan acara Shoppertainment Summit di Jakarta, untuk menegaskan fokusnya sebagai menjadi platform tempat konten dan transaksi belanja terjadi. Shant menjelaskan, dalam acara ini TikTok akan menunjukkan bagaimana berbagai tools dan pengalaman yang tersedia di dalam platform mampu memberikan pengalaman perdagangan yang dipimpin oleh hiburan.
Pencapaian TikTok dalam menrambah menjadi platform belanja, tuturnya, didorong oleh upaya dalam memberikan pengguna akses untuk menemukan dan membuat keputusan pembelian mereka berikutnya. "Hal ini didukung oleh integrasi TikTok Shop yang mulus, konsumen tidak perlu berpindah platform untuk menyelesaikan pembelian," kata dia.
Kondisi tersebut, ucap Shant, akhirnya menjadi alternatif yang jelas dan lebih mudah bagi 85 persen konsumen yang kerap berganti aplikasi saat sedang belanja online. Faktor ini pun sesuai dengan studi bertajuk Future of Commerce 2022 yang dilakukan oleh TikTok dan Boston Cosulting Group (BGC).
"TikTok kini telah menjadi konten menghibur yang mendorong transaksi belanja," tuturnya.