Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Penjualan Bahan Bakar Premium Ditambah

Volume impor BBM diperkirakan membengkak.

5 Juni 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Volume impor BBM diperkirakan membengkak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi menetapkan kuota penyediaan Premium di Pulau Jawa, Madura, dan Bali tahun ini mencapai 4,3 juta kiloliter. Tambahan kuota membuat total kewajiban penyediaan Premium oleh PT Pertamina (Persero) bertambah hingga menjadi 11,8 juta kiloliter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jumlah itu dipatok setelah pemerintah mewajibkan penjualan bensin beroktan rendah ini melalui Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2018 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak. "Premium akan wajib tersedia di SPBU wilayah Jawa, Madura, dan Bali," ujar anggota Komite BPH Migas, Ibnu Hajar, di kantornya, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ibnu mengatakan tambahan kuota nantinya akan tersedia di 571 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Sebelumnya, pompa bensin sejak 2016 beralih menjajakan Pertalite, bensin yang beroktan lebih tinggi. Aturan baru akhirnya membuat SPBU beralih kembali menjual Premium.

Peralihan, kata dia, sudah dimulai sejak akhir pekan lalu. BPH Migas mencatat sejak kemarin 38 SPBU sudah bermigrasi. Ibnu menargetkan proses peralihan rampung pada 7 Juni mendatang. "Semuanya dilakukan bertahap, sehingga Lebaran nanti masyarakat bisa mendapatkan kembali Premium," ujarnya.

Meski Premium ditambah, BPH Migas optimistis konsumsi BBM nonsubsidi tetap tinggi. Sebab, masyarakat sudah sadar untuk memakai bensin yang ramah lingkungan. Perkiraannya, pada arus mudik kali ini, konsumsi Pertalite naik paling signifikan dibanding tahun lalu. Besarannya 19 persen dari 46 ribu ke 54 ribu kiloliter per hari. Konsumsi Pertamax juga akan naik 14 persen dari 16 ribu ke 19 ribu kiloliter per hari. Sedangkan Premium ditaksir hanya tumbuh sebesar 7 persen dari 27,8 ribu kiloliter per hari pada tahun lalu menjadi 29,9 ribu kiloliter per hari tahun ini.

Namun data Pertamina menampik hal tersebut. Migrasi justru membuat konsumsi Premium semakin membengkak. Per H-14 Lebaran, penggunaan Premium sudah naik 9 persen. Public Service Obligation Fuel Retail Marketing Manager Pertamina, Deny Djukardi, mengatakan konsumsi bisa melampaui 10 persen pada puncak arus mudik yang jatuh pada H-3 hari raya.

"Sekarang saja penyalurannya 28 ribuan kiloliter per hari. Rata-rata konsumsi pada hari biasa hanya 26 ribu," tutur dia.

Deny menuturkan, penambahan kuota juga akan meningkatkan impor BBM. Namun dia belum bisa meningkatkan angkanya.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menaksir kebijakan pemerintah bisa menekan pertumbuhan penjualan Pertalite ke sekitar 10 persen. Bahkan pertumbuhan penggunaan rata-rata bensin beroktan 90 ini bisa terkoreksi sampai 7 persen.

Dia menyayangkan rencana pemerintah menggusur penjualan Pertalite. Sebab, BBM ini mampu mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap barang penugasan. Saat ini Pertamina kelabakan karena menjual harga Premium jauh lebih rendah dibanding harga pasar. "Walau agak dipaksa, migrasi ke Pertalite sebenarnya berhasil," kata Mamit.

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah III Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi, Syarief Hidayat, sebelumnya mengatakan kebijakan pemerintah justru bisa memicu kelangkaan Pertalite. Sebab, banyak pengusaha SPBU yang hanya memiliki satu tangki untuk satu jenis bensin karena keterbatasan lahan. "Nantinya jadi akan ada kelangkaan baru," ujarnya. ROBBY IRFANY


Kembali ke Oktan Rendah

Kebijakan pemerintah mewajibkan penjualan bahan bakar jenis Premium di Jawa, Madura, dan Bali diperkirakan memangkas konsumsi Pertalite. Padahal upaya pengurangan subsidi dengan memperbanyak Pertalite selama ini dinilai sukses. Dari sisi lingkungan, penjualan Pertalite dengan oktan 90 dipuji karena mengurangi premium beroktan 88.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus