Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Hari ini, kereta bandara di Stasiun Sudirman Baru (BNI City) memiliki moda transportasi angkutan lanjutan. Penumpang bisa menikmati fasilitas integrasi transportasi, dengan layanan angkutan jalan raya menggunakan bus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta Wijanarko mengungkapkan bahwa pada tahap uji coba awal kali ini telah disiapkan dua jalur bagi penumpang yang turun di Stasiun Sudirman Baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Rutenya ada dari Sudirman Baru ke Stasiun Gambir, dan ada ke koridor 9. Tapi nanti selanjutnya kita akan coba jajaki titik-titik keberangkatan baru yang berpotensi, karena semakin banyak penumpang kami makin senang,” kata Wijanarko setelah melakukan flag off di Stasiun Sudirman Baru, Jakarta, Kamis, 28 Desember 2017.
Baca: Setelah Kereta Bandara Soekarno-Hatta, Railink Akan ke Yogyakarta
Wijanarko juga menjelaskan untuk operasional bus lanjutan masih mengikuti jam operasional reguler dari Transjakarta saat ini. Harga tiket sekali jalan, seharga Rp 3.500 dengan menggunakan e-money.
Selain itu, kata dia, bus tersebut menggunakan jalur di luar busway, yakni lajur kiri. Hal ini karena bus yang digunakan adalah bus terbaru yang masuk kategori bus low entry yang mampu mengangkut 5-10 koper besar.
“Kita pakai bus low entry jadi akses untuk difabel juga bagus, untuk orang yang bawa koper juga mudah, sehingga bisa membawa barang untuk membawa barang yang diteruskan ke bandara,” ujar dia.
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto mengatakan operasional BRT Transjakarta merupakan bentuk sinergi dan integrasi antarlembaga untuk memperlancar perpindahan penumpang dari menggunakan kereta bandara ke transportasi lain seperti bus. Selain itu, upaya ini sekaligus untuk membantu mengurangi beban angkutan di jalan raya yang semakin padat.
Kemudian, kata Heru, kerja sama ini secara umum merupakan upaya untuk mendukung peningkatan layanan umum di bidang transportasi kepada masyarakat umum. “Apalagi kan kalau merujuk pada layanan umum (di bidang transportasi) itu kan seharusnya berbentuk rantai. Artinya, bahwa orang itu pergi menggunakan transportasi itu bisa menjadi banyak pelanggan dari sekian banyak operator (penyedia berbagai jasa angkutan),” katanya.