Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Penurunan Angka Kemiskinan Rendah ketika Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Bappenas: Ada Disrupsi Ekonomi

Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa membuka penyebab rendahnya penurunan angka kemiskinan di tengah pertumbuhan ekonomi

8 Februari 2023 | 08.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa meninjau kawasan IKN di Kalimantan Timur. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi penurunan angka kemiskinan rendah, terjadi lantaran ada disrupsi dalam kehidupan perekonomian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan penurunan kemiskinan tidak signifikan lantaran pembentukan lapangan kerja juga tidak linear dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena ada perubahan distribusi pekerjaan pasca pandemi Covid-19.

“Ada pekerjaan-pekerjaan yang hilang, ada juga pekerjaan baru yang muncul dan itu membutuhkan tingkat keterampilan berbeda,” kata Suharso, Selasa, 7 Februari 2023, dikutip dari Instagram resmi @suharsomonoarfa.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 6 Februari 2023, mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,31 persen. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global ini tercapai berkat tingginya pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2022 yang naik 5,01 persen secara tahunan.

Sementara ihwal penurunan angka kemiskinan, berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin pada September 2022 tercatat sebesar 9,57 persen atau meningkat 0,03 persen poin terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14 persen terhadap September 2021. Sedangkan jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 26,36 juta orang atau meningkat 0,20 juta orang terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14 juta orang terhadap September 2021.

Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2022 sebesar 7,50 persen, naik menjadi 7,53 persen pada September 2022. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2022 sebesar 12,29 persen, naik menjadi 12,36 persen pada September 2022.

Jika dibandingkan Maret 2022, jumlah penduduk miskin September 2022 perkotaan meningkat sebanyak 0,16 juta orang, yakni dari 11,82 juta orang pada Maret 2022 menjadi 11,98 juta orang pada September 2022. Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan meningkat sebanyak 0,04 juta orang—dari 14,34 juta orang pada Maret 2022 menjadi 14,38 juta orang pada September 2022.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini 



 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus