Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Penyakit Mulut dan Kuku Mewabah, Warga Pilih Beli Domba untuk Kurban

Di tengah wabah penyakit mulut dan kuku, penjualan sapi merosot 20 persen.

20 Juni 2022 | 12.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang memeriksa kesehatan sapi di salah satu lokasi peternakan di Periuk, Kota Tangerang, Banten, Selasa 14 Juni 2022.Pemerintah Kota Tangerang melarang hewan kurban luar daerah masuk ke wilayah Kota Tangerang pada 14 hari sebelum Idul Adha guna mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). ANTARA FOTO/Fauzan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang hewan kurban di Bandung, Sembada Bagja Samsudin, bercerita, mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat warga khawatir untuk membeli sapi menjelang Idul Adha. Walhasil, pembeli lebih banyak memilih domba. 

"Walaupun pemerintah sudah menjamin hewan sapi akan sehat dan aman, pembeli cenderung lebih pilih domba karena khawatir PMK," ujar Sembada saat dihubungi Tempo, 19 Juni 2022.

Sembada menyebutkan, hingga saat ini, total penjualan domba masih sama seperti tahun sebelumnya. Ia mengatakan hewan kurban yang paling laris adalah domba dengan bobot 35 sampai 45 kilogram seharga Rp 3.100.000.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebaliknya, penjualan sapi merosot 20 persen. Selain menurunkan volume pembelian sapi, wabah PMK mengakibatkan harga hewan kurban naik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk sapi, dia menuturkan harga per ekor naik Rp 500 ribu sampai Rp 750 ribu per kelas. Sedangkan domba, harga rata-rata per ekor naik Rp 100 sampai Rp 200 ribu per kelas. Adapun kelas-kelas hewan kurban dibedakan dari jenis dan berat hewan tersebut. 

Di lapak penjualan SmartQ Bandung, Sembada menjual domba berbobot 20-25 kilogram seharga Rp. 2.250.000. Sedangkan domba seberat 25-30 kilogram dilego seharga Rp 2.500.000. Untuk domba sebesar 30-35 kilogram, harganya dipatok Rp 2,8 juta.

Sembada juga menjual kelas domba super 1 dengan bobot 45-55 kilogram seharga Rp 3,5 juta. Kemudian, dia menjual kelas super 2 dengan bobot 55-60 kilogram seharga Rp 3,9 juta dan kelas super 3 dengan bobot 60-70 kilogram seharga Rp 4,3 juta. Ada pula kelas yang paling mahal berbobot 70-85 kilogram yang dijual dengan harga di atas Rp 5 juta.

Sedangkan untuk sapi, hewan dengan bobot 200-220 kilogram harganya Rp 19,5 juta. Kemudian sapi dengan bobot 220-240 kilogram dipatok mencapai Rp 21,5 juta. Untuk sapi berbobot 240-260 kilogram, harnganya dilego Rp 23,5 juta dan yang sapi dengan bobot 260-280 kilogram Rp 25,5 juta.

Menurut Sembada, pembeli tidak perlu khawatir memilih hewan kurban. Ia menyarankan pembeli memeriksa langsung ke tempat penjualan hewan kurban agar dapat melihat fisik hewan yang akan dibeli.

Ia melanjutkan, ada empat hal yang bisa dicek untuk memilih hewan kurban yang sehat serta bebas penyakit mulut dan kuku. Di antaranya, tidak memiliki tanda-tanda flu, tidak ada cacat pada fisiknya, berwarna cerah, dan usia hewan cukup untuk kurban, yakni dua tahun ke atas.

Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku Cepat Meluas, Mentan Klaim Sudah Ada Upaya Extraordinary

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Reporter di Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus