Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Holding pangan ID Food mengisolasi ternak baru yang datang ke kandang menyusul maraknya wabah penyakit dan kuku (PMK) di Jawa Timur. Penyakit itu menyerang seribuan sapi dan domba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tujuannya agar peternakan yang dikelola ID Food group melalui anak usaha sektor peternakan PT Berdikari maupun di peternakan atau kandang sapi member ID Food lainnya aman dan bebas dari wabah,” kata Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan seperti dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin, 9 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Frans mengatakan saat ini ID Food melakukan antisipasi, pengawasan, dan pengendalian untuk memberikan proteksi kepada hewan ternak. Selain mengisolasi ternak baru, perusahaan tidak memasukkan ternak di wilayah yang terduga terdampak PMK.
Kemudian, ID Food melaksanakan prosedur bio-security yang ketat pada kawasan peternakan yang dikelola PT Berdikari. Selanjutnya, ID Food mengupayakan vaksin terhadap ternak sapi dan domba dan pencegahan lainnya.
“Kami memastikan peternakan sapi yang dikelola ID FOOD Group aman dan bebas dari wabah, berdasarkan operasi pasar dan koordinasi kami dengan asosiasi pedagang dan mitra, stok ketersediaan daging sapi tersedia,” ujarnya.
Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara menjelaskan, pasca-Lebaran, distribusi pasokan stok daging sapi terus dilakukan. Daging dikirim baik berupa daging segar maupun beku kepada mitra guna memastikan ketersediaan daging sapi terpenuhi. Mengenai adanya wabah PMK di Jatim, ia mengatakan telah melakukan pencegahan dini melalui sosialisasi kepada mitra peternak.
Berdikari, Haryy melanjutkan, memiliki stok hewan ternak 1.408 ekor sapi di wilayah Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Perusahaan juga memiliki 1.213 ekor domba di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Sejak berita adanya dugaan PMK, proses pengetatan terhadap biosecurity kandang ditingkatkan, baik untuk petugas, perlengkapan, maupun pakan ternak,” ujar Harry.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Kementerian Pertanian sebelumnya telah mengaktifkan unit respons cepat (URC) yang bertanggung jawab atas pencegahan dan penanggulangan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Pengaktifan URC dilakukan sebagai upaya tindak lanjut ditemukan PMK pada hewan ternak di empat kabupaten, yaitu Mojokerto, Lamongan, Sidoarjo dan Gresik.
“Jadi ini kurang lebih sama dengan cara kita melakukan kesiap-siagaan seperti saat menghadapi COVID-19,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sabtu, 7 Mei.
Kasus pertama mewabahnya PMK dilaporkan di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022 dengan jumlah kasus 402 ekor sapi potong. Wabah tersebar di lima kecamatan dan 22 desa.
Kemudian kasus kedua dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan. Sebanyak 102 ekor sapi potong di tiga kecamatan dan enam desa terindikasi mengalami PMK.
Pada hari yang sama, di Sidoarjo, ditemukan kasus yang menjangkit 595 ekor sapi potong, sapi perah, dan kerbau di 11 kecamatan. Sedangkan, kasus keempat terjadi pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto. Saat itu dilaporkan ada 148 ekor sapi terjangkit penyakit dan kuku pada ternak.
RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.