Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Permintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengungkap permintaan baja Indonesia meningkat menjadi 17,9 ton pada 2023.

6 November 2023 | 16.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengangkat Purwono Widodo sebagai Direktur Utama baru menggantikan Silmy Karim. ANTARA/HO - Krakatau Steel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Chairman The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) sekaligus Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengungkap permintaan baja Indonesia meningkat pada 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konsumsi (tahun 2023) di 17,9 juta ton, meningkat 5 persen dari 2022," ujar Purwono di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta, Senin, 6 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan total konsumsi hampir 18 juta ton itu, Purwono mengatakan Indonesia mampu memproduksi 14,4 juta ton baja pada 2023. 

Purwono mengatakan impor baja naik hingga dua digit untuk semua produk. “(Impor naik) 14 persen untuk semua produk baja HS 72 (komoditas bijih dan besi)," ujarnya. Impor baja ini, kata Purwono, banyak dilakukan perusahaan lain. “Kalau KRAS banyaknya impor bahan baku,” katanya. 

Melansir dari laman resmi IISIA, kondisi volume impor produk baja sepanjang tahun 2018-2022 terlihat naik turun, yang dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Sebelum pandemi COVID-19, impor terus meningkat hingga mencapai 19 juta ton pada tahun 2019. Impor turun drastis pada tahun 2020 menjadi 14,1 juta ton, sebelum kemudian naik kembali pada tahun 2021 dan 2022 menjadi masing-masing sebesar 15,6 dan 16,8 juta ton.  

Melanjutkan tren peningkatan impor sepanjang 2020-2022, volume impor pada kuartal pertama 2023 mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Pada kuartal pertama 2023 ini, volume impor mengalami kenaikan sebesar 7,7 persen atau menjadi 3,8 juta ton. 

Meskipun volume impor naik, namun dari segi nilai impor mengalami penurunan dari US$ 4,045 juta pada kuartal 2022 menjadi US$ 3.154 juta pada kuartal pertama 2023. Angka ini turun sebesar 22 persen. Adapun keseluruhan data ini didasarkan pada Badan Pusat Statistik (BPS). 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus