Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Peter Gontha Beberkan Posisi Kerugian Chairul Tanjung di Garuda

Mantan Komisaris Garuda Indonesia, Peter Frans Gontha, menjelaskan posisi kerugian Chairul Tanjung di maskapai pelat merah itu.

15 Agustus 2021 | 09.19 WIB

Peter F. Gontha. DOK/TEMPO/ Zulkarnain
Perbesar
Peter F. Gontha. DOK/TEMPO/ Zulkarnain

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Peter Frans Gontha, menjelaskan posisi kerugian Chairul Tanjung di maskapai pelat merah itu. Saat menjadi komisaris, Peter mewakili Chairul alias CT yang tercatat mengempit saham perseroan sebesar 28 persen melalui Trans Airways.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Nilai investasi dari pembelian saham sebesar US$ 350 juta. Peter mengatakan saat CT membeli saham Garuda sembilan tahun lalu, nilai saham perseroan masih Rp 620 per lembar saham. Namun kini nilai saham itu anjlok di kisaran Rp 200-an.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kerugian dihitung dari berbagai sisi, termasuk selisih nilai tukar. Saat melakukan pembelian saham, nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar Rp 8.000.

“Beli total US$ 350 juta nilai tukar Rp 8.000. Sekarang nilai tukar sudah Rp 14.500, ada perbedaan rate Rp 6.500. Kerugian adalah US$ 350 juta x Rp 6.500 = Rp 2,275 triliun. Pembulatan Rp 2,3 triliun,” kata Peter Gontha dalam pesan pendek, Sabtu petang, 14 Agustus 2021.

Di sisi lain, kerugian juga terjadi karena penurunan ekuitas. Kerugian dari total investasi karena ekuitas perusahaan yang mengalami penurunan Rp 30 triliun ditaksir mencapai Rp 5,1 triliun. “Investasi US$ 350 juta dikali RP 14.500 sama dengan Rp 5,075 triliun. Dibulatkan Rp 5,1 triliun,” tutur Peter mengimbuhkan.

Dengan demikian, kerugian investasi Chairul Tanjung karena adanya selisih nilai tukar dan penurunan nilai ekuitas perusahaan adalah Rp 7,4 triliun. Sementara itu kerugian dari bunga simple interest atau bunga sederhana senilai 4 persen ialah US$ 14 juta per tahun.

“Bunga simple interest 4 persen, kalau US$ 350 juta x 4 persen sama dengan US$ 14 juta per tahun. Selama 9 tahun US$ 126 juta atau dengan memakai nilai tukar US$ Rp 14.500 sama dengan Rp 1,8 triliun,” ujar Peter.

Peter pun memperkirakan total kerugian CT di maskapai pelat merah sampai sekarang sudah Rp 9,2 triliun. Bila diasumsikan dengan selisih antara nilai arus kas atau NPV, total potensi kerugiannya bisa mencapai Rp 11,2 triliun. “Itulah kenapa saya bilang Rp 11 triliun karena saya hitung NPV US$ 350 juta, yah kira-kira oportunity loss,” katanya.

Dua perwakilan CT di Garuda, yakni Peter dan Dony Oskaria, diberhentikan dari maskapai pelat merah tersebut. Dony sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Garuda. Pemberhentian Peter dan Dony diumumkan dalam rapat umum pemegang saham, Jumat, 13 Agustus 2021.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra beralasan keputusan ini berada di tangan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham terbesar perusahaan. Saat ini, Garuda tengah menghadapi beban berat dan melakukan efisiensi dari berbagai sisi.

Efisiensi yang dilakukan Garuda, kata Irfan, adalah upaya yang tak terhindarkan. "Mengingat memang dari waktu ke waktu upaya-upaya pengurangan streamlining jumlah karyawan. Secara tidak langsung akan berdampak ke direksi dan komisaris juga."

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus