Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

PKS Sebut Kualitas Draft RUU Ibu Kota Negara Kurang Baik, Apa Buktinya?

Anggota DPR dari Fraksi PKS, Suryadi Jaya Purnama menjelaskan proses RUU Ibu Kota Negara (IKN) hingga saat ini sudah dalam tahap pembahasan.

15 Desember 2021 | 11.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PKS, Suryadi Jaya Purnama menjelaskan proses RUU Ibu Kota Negara (IKN) hingga saat ini sudah dalam tahap pembahasan. Sebelumnya, telah dilakukan rapat untuk mendengarkan masukan dan pendapat dari para pakar melalui Rapat Dengan Pendapat Umum (RDPU).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Namun demikian, proses pembahasan RUU IKN nampaknya akan dilakukan secara cepat, hal ini terlihat dari jumlah ahli yang diundang bisa mencapai 4 sampai 5 orang dalam sehari dan RDPU dengan pakar ini bahkan dilakukan pada hari libur," kata Anggota Pansus RUU IKN dari Fraksi PKS ini dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para ahli dari beragam sektor dan keahlian ini, kata Suryadi, diminta untuk memberikan masukan dan pandangannya sesuai dengan bidang kepakarannya. Dari berbagai pandangan ahli yang sudah masuk, beberapa ahli memberikan catatan terjadinya disparitas antara Naskah Akademik (NA) dengan draft RUU Ibu Kota Negara.

"Sebab banyak hal yang disampaikan dalam NA namun tidak muncul dalam draft RUU IKN," tutur dia.

Beberapa hal yang dikritisi, kata Suryadi, adalah sedikitnya pengaturan yang berkaitan dengan lingkungan yang hanya ada pada satu pasal padahal pemindahan IKN pasti berdampak luas bagi lingkungan.

Ia mengatakan pengaturan ini penting karena kawasan Kalimantan setidaknya memiliki 37 spesies burung, 44 mamalia darat dan lebih dari sepertiga dari perkiraan seluruh tumbuhan sebanyak 10.000 sampai 15.000 spesies hanya terdapat di pulau ini.

Oleh sebab itu, Suryadi menegaskan diperlukan adanya rencana koridor satwa artifisial yang mempertimbangkan keanekaragaman hayati serta menjamin flora dan fauna secara berkelanjutan.

"Banyaknya kritik terhadap draft ini membuktikan kualitas draft RUU yang kurang baik, sehingga pembahasannya seharusnya tidak dilakukan secara tergesa-gesa serta harus memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada publik dan para ahli untuk memberikan masukan pada draft RUU ini," tutur dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus