Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Pontianak - Kuasa hukum Frantinus Nirigi mengatakan sikap pramugari yang tak ramah menyebabkan kliennya, 26 tahun, menyebutkan kata-kata “bom”. Terlebih kericuhan di pesawat juga dipicu pengumuman pramugari Lion Air, sehingga penumpang lain panik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tasnya berat karena ada tiga buah laptop. Saat masuk bagasi, kabin sudah penuh. Namun tasnya harus masuk ke bagasi,” kata Theo Kristoporus Kamayo, dari kantor Firma Hukum Ranik, Marcelina dan rekan, Rabu, 30 Mei 2018, kepada Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu, pramugari membantu menempatkan tas Frantinus Nirigi di bagasi kabin. Gerakan pramugari, menurut Fran--begitu dia disapa--cenderung kasar dan dia khawatir laptopnya rusak.
“Maka tersebutlah kata-kata, ‘awas jangan kasar-kasar menyimpan tasnya, ada bom’ kepada salah satu pramugari,” tutur Theo. Si pramugari lantas menegur Fran dengan serius. "Kamu tidak boleh bercanda ada bom di dalam pesawat," katanya kepada Fran.
Atas tindakannya, Fran spontan minta maaf. Namun barang bawaannya tetap diperiksa di Garbarata. Fran bahkan disuruh kembali ke tempat duduk. Tapi tak lama kemudian pramugari mengumumkan agar meninggalkan pesawat melalui pintu utama. Pengumuman kedua yang kemudian menyebabkan penumpang panik dan histeris.
“Pada pengumuman yang kedua, pramugari menyebutkan ‘penumpang dimohon keluar, karena ada bahan yang bisa meledak’,” katanya. Theo menyatakan pramugari tersebut turut andil dalam menyebabkan terlukanya para penumpang yang panik. Lantaran kliennya tidak pernah mengucapkan dengan keras atau bahkan berteriak di dalam pesawat, seperti yang diberitakan banyak media online sebelumnya.
Dua pramugari juga harus menjalani pemeriksaan keterangan saksi akibat peristiwa yang menjadi sorotan banyak pihak ini. Theo mengatakan pramugari justru yang membuat para penumpang panik. Hal ini juga meluruskan informasi yang beredar sebelumnya, bahwa FN berteriak di dalam kabin pesawat, menyatakan dirinya membawa bom.
Dua pramugari atas nama Cyndi dan Citra pada malam kejadian juga turut dimintai keterangannya di Polresta Pontianak. Keduanya diketahui tidak ikut bertolak ke Jakarta dengan pesawat lain. Namun kepolisian belum merilis hasil pemeriksaan dari kedua pramugari tersebut. “Nanti akan ada jumpa pers,” kata Kapolresta Pontianak Ajun Komisaris Besar Wawan Kristyanto.
Baca berita tentang Lion Air lainnya di Tempo.co. (*)
Lihat juga video: Ini Strategi Pendiri Bukalapak sehingga Dibanjiri Jutaan Pelapak