Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) memastikan pasokan gandum untuk kebutuhan industri dan konsumsi dalam negeri bakal tetap terjaga di tengah sentimen perang Rusia-Ukraina yang masih berlanjut.
Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies mengatakan pengusaha tengah berkomunikasi dengan mitra produsen gandum selain Ukraina dan Rusia untuk memastikan pasokan di dalam negeri aman.
“Soal terhambatnya pasokan dari Ukraina saya kira kita tidak perlu khawatir karena stok dari produsen lain masih banyak,” kata Ratna melalui sambungan telepon, Minggu, 6 Maret 2022.
Sementara itu, International Grains Council (IGC) Market Indicator melaporkan harga gandum di pasar dunia sudah mencapai US$ 335 per ton pada Maret 2022 atau naik 46 persen jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu di angka US$ 229 per ton.
Awal tahun ini, IGC Market Indicator melaporkan perang Rusia-Ukraina yang belakangan menimbulkan ketegangan di Laut Hitam turut menjadi faktor kenaikan harga gandum di pasar dunia. Ketegangan di Laut Hitam itu mengungkit sub-indeks gandum sebesar 12 persen w/w hampir mendekati puncaknya selama 14 tahun terakhir.
“Kita sudah menaikkan harga [pada awal tahun], tetapi kita sudah komunikasikan dengan konsumen sehingga tidak ada gejolak seperti tahu dan tempe, kita beritahu konsumen khususnya UKM yang jadi binaan kita,” kata Ratna.
Dia memastikan, anggotanya belum berencana untuk menaikkan harga jual tepung terigu kembali kepada konsumen seiring dengan penyesuaian harga pokok produksi atau HPP pada impor bahan baku akibat perang Rusia-Ukraina.
“Belum ada rencana penyesuaian lagi dari anggota, saya belum dengar. Sekarang juga di dunia internasional juga tidak terlalu bagaimana begitu,” kata dia.
Berdasarkan data Aptindo, kebutuhan tepung terigu nasional setiap tahunnya mengalami kenaikan yang cukup besar. Tren itu diikuti dengan torehan positif pada kinerja ekspor industri makanan olahan berbahan baku gandum tersebut.
Pada 2021 kebutuhan tepung terigu nasional mencapai 6,96 juta setara 8,9 juta ton gandum atau mengalami tumbuh 4,6 persen jika dibandingkan dengan catatan 2020. Saat itu, kebutuhan tepung terigu nasional sebesar 6,6 juta ton atau setara 8,6 juta ton.
Sementara itu, total ekspor sepanjang 2021 tepung terigu dan olahannya mencapai US$1,19 miliar atau tumbuh 3,2 persen jika dibandingkan dengan torehan 2020 sebesar US$ 1,16 miliar.
Adapun capaian ekspor 2021 itu dihasilkan dari ekspor tepung terigu mencapai US$ 24,3 juta atau tumbuh 5 persen, berdasarkan produk mencapai US$ 134,1 juta tumbuh 58,1 persen dan produk turunan terigu sebesar US$ 1,03 miliar tumbuh 2,3 persen.
BISNIS
Baca juga: Endus Pencucian Uang di Binary Option, PPATK: Kekayaan Crazy Rich Mendadak Naik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini